Mohon tunggu...
ARIF RACHMAN UINJKT
ARIF RACHMAN UINJKT Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ganteng, Rajin dan Menarik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Aliran Islam Sunni: Sejarah, Keyakinan, dan Keilmuan

3 Januari 2024   21:47 Diperbarui: 3 Januari 2024   22:01 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam Sunni berdiri sebagai cabang Islam terbesar dan paling banyak dianut, yang mencakup mayoritas populasi Muslim global. Berakar pada komitmen terhadap ajaran Nabi Muhammad dan para khalifah awal, Islam Sunni telah memainkan peran penting dalam membentuk sejarah dan budaya dunia Muslim. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi keyakinan, praktik, dan prinsip inti yang mendefinisikan Islam Sunni.

Sejarah Sunni

Akar Islam Sunni dapat ditelusuri kembali ke tahun-tahun awal Islam ketika komunitas Muslim menghadapi keputusan penting mengenai suksesi kepemimpinan setelah wafatnya Nabi Muhammad pada tahun 632 M. Sunni, yang berasal dari kata Arab "Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah," yang berarti "Ahli Sunnah dan Jemaat," mendukung konsensus bahwa khalifah (penerus) harus dipilih melalui musyawarah (syura) dan komunitas. konsensus.


Keyakinan Islam Sunni


Lima Rukun Islam: Muslim Sunni, seperti rekan-rekan Syiah mereka, menganut Lima Rukun Islam. Diantaranya adalah syahadat, shalat, puasa di bulan Ramadhan (Sawm), sedekah (Zakat), dan ziarah ke Mekkah (Haji). Pilar-pilar ini menjadi landasan praktik Islam Sunni.


Sunnah dan Hadits: Sunni mengikuti Sunnah, yang terdiri dari praktik dan ucapan Nabi Muhammad. Hadits, yang mencatat perkataan dan tindakan Nabi, berfungsi sebagai panduan untuk memahami dan menafsirkan Al-Qur'an. Para ulama Sunni dengan cermat mengklasifikasikan dan mengotentikasi tradisi-tradisi ini untuk memperoleh prinsip-prinsip hukum dan etika.


Khalifah: Muslim Sunni mengakui khalifah, dimulai dengan Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali, sebagai penerus sah Nabi Muhammad. Para khalifah memainkan peran penting dalam perluasan Islam dan pendirian lembaga-lembaga awalnya.


Ijtihad: Islam Sunni memperbolehkan penafsiran hukum Islam melalui proses yang disebut Ijtihad. Para ulama menggunakan penalaran dan penilaian independen untuk mengambil keputusan hukum, mengadaptasi prinsip-prinsip Islam ke dalam konteks kontemporer namun tetap berpijak pada Al-Quran dan Sunnah.


Amalan Islam Sunni


Sholat Jumat (Jumu'ah): Muslim Sunni berkumpul untuk salat Jumat berjamaah, di mana khotbah (Khutbah) disampaikan. Pertemuan mingguan ini memupuk persatuan komunitas dan memberikan kesempatan untuk refleksi spiritual.

Yurisprudensi Islam (Fiqih): Islam Sunni mencakup berbagai aliran pemikiran (Madhab) dalam yurisprudensi Islam, seperti Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali. Setiap sekolah menawarkan pendekatan sistematis dalam menafsirkan hukum Islam, memberikan fleksibilitas terhadap perbedaan budaya dan wilayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun