Mohon tunggu...
Arif Rachman
Arif Rachman Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Mencoba untuk melakukan hal positif dengan lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Bola

CR7 Malang, CR7 Tersayang

14 November 2022   13:37 Diperbarui: 14 November 2022   13:40 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"CR7 adalah sensasional" Dia adalah salah satu GOAT (Greatest of All Time) dalam sepakbola modern bersanding dan bersaing dengan Leo Messi. Mereka membuat Dunia terbelah menjadi 2, fans CR7 dan fans Messi (dan saya ada di pihak CR7). Menjelang World Cup 2022 Qatar ini, CR7 tetap menjadi sensasi yang akan membuat fans CR7 terbelah, fans yang membela CR7 dan fans yang menghujat CR7. Mari kita bahas.

Pertama, fans yang membela CR7.

Kepulangan CR7 ke United tahun kemarin seperti "fairy tale" bagi Manchunians dan fans United diseluruh dunia (termasuk saya) karena kita tahu dimana CR7 bermain, garansi gol-gol penting akan lahir yang tentunya akan mendongkrak prestasi tim. Saat itu, dibawah OGS (Ole Gunnar Solsjaer), United berhasil finish runner up di EPL namun dengan gap point yang cukup besar. Kepulangan CR7 diharapkan mampu membuat United melepaskan dahaga trophy, selain juga menggagalkan kepindahannya ke rival (City), juga menjadi kado untuk meredakan resistensi fans terhadap Glazers dan manajemen (Ed Woodward) saat itu. Namun, seperti kita tahu hasilnya CR7 benar jadi top score tim dengan lesakan golnya, Ole dipecat (digantikan Ralf Rangnic) dan United gagal finis di 4 besar. Trophy pun tak mampu diraih. Ralf diganti Erick Ten Hag (ETH) yang digadang-gadang mampu membawa revolusi di United. Manajemen baru (Ed diganti Arnold) berbenah dengan mengganti beberapa staff dan mendukung ETH dengan dana yang besar untuk transfer pemain yang diinginkannya. Media memprediksi CR7 tidak akan cocok dengan skema ETH yang selalu bekerja dengan tim muda, pemain yang bukan bintang besar namun nurut dengan gaya pressing tinggi ala ETH. Rumor hengkangnya CR7 mulai merebak dan sengaja dipanas-panasi oleh media Inggris yang terkenal biang gosip. Fans United kala itu H2C (harap-harap cemas) tentang nasib salah satu "Golden boy" dan legenda nomer 7 United ini. Kemalangan CR7 saat pre-season (putra kembarnya meninggal) membuat dia terlambat pulang mengikuti pre-season menambah kuatnya spekulasi CR7 akan pergi. Walaupun semua tidak terjadi (sampai transfer window ditutup CR7 tetap di United), namun semua drama awal musim membuat lumbung gol CR7 seret musim ini. CR7 baru mencetak 3 gol dan 2 assist dari 16 pertandingan yang telah dimainkannya dengan United. Kritikan deras dari pundit Liga Inggris, mulai dari mantan lawan bahkan rekan tim membuat situasi hati CR7 jadi lebih buruk. Ketidakcocokan dia dengan ETH sepertinya sulit untuk dianggap tidak terjadi. Mulai dari lebih seringnya CR7 menjadi pemain pengganti sampai skors dan denda buat CR7 karena insiden melawan Spurs. Serentetan kejadian itu membuat CR7 tidak nyaman secara psikologis (bahkan sampai membanting ponsel fans cilik Everton, hal yang sulit diterima akal karena kita tahu CR7 penyayang anak-anak) dan rentan stress yang berimbas pada penampilannya di lapangan. Ditambah lagi dengan beberapa pemain yang enggan bermain dengan Ronaldo. Ketika mereka bermain tanpa CR7, mereka tampil spartan dan pantang kendor, disisi lain saat Ronaldo ada, mereka tampil amburadul. Sehingga menimbulkan kesan seolah-olah tanpa CR7, United akan lebih baik. Padahal, jika tanpa CR7 (dengan gol-golnya) musim lalu, United pasti sudah ada di papan tengah kebawah. Ronaldo lah yang mengangkat tim ini saat yang lain “error” dan melawak hingga jadi bahan bullying fans lawan. Jika kita objektif, seharusnya ETH dan manajemen mem-back up Ronaldo dan bukan menskorsing atau denda dia. Pendekatan ala Sir Alex lah yang bisa membuat CR7 tenang dan kembali pada top form nya. Pemain-pemain medioker dan sering ngelawak lah yang seharusnya OUT dari tim, bukan CR7. Andai Sir Alex tidak menelepon dia (CR7), dia pasti sudah berseragam City dan (yakinlah) mencetak lebih banyak gol sampai sekarang karena semua pemain dan manajer (Pep) mem-back up dia.

Selanjutnya, fans yang menghujat CR7

Adalah fakta jika CR7 salah satu pesepakbola sensasional dengan jumlah gol resmi nya mencapai 700+ (bisa terus bertambah). Namun perlu diingat pula, pesepakbola tidak bisa melawan factor usia. CR7 telah berumur 37 tahun saat ini. Walaupun dia masih bisa menjaga kebugaran tubuhnya, kecepatan dan refleks pasti tereduksi sejalan dengan usia. CR7 tidak cocok bermain dengan tempo yang tinggi dan pressing ketat ala ETH yang meminta semua pemain menyerang dan bertahan Bersama. Semua harus mau mempressing lawan Ketika mereka membawa bola. CR7 terbiasa dengan pola statis dengan rekan tim yang memanjakannya, mengirimkan key pass matang agar menjadi gol. Hal inilah yang selalu didapat CR7 di klub-klub sebelumnya (United dulu, Real & Juventus).

Ditambah lagi dengan sikap arogan nya yang tidak mau duduk di bangku pemain cadangan, CR7 selalu nampak murung dan tidak puas ketika ditarik keluar lapangan. CR7 juga ‘kurang sopan’ dengan melakukan aksi “walkout” sebelum pertandingan usai. Statistik di lapangan menunjukkan bahwa “he’s already over the hill” bahkan permainan terasa lamban dan tidak “fluid” Ketika CR7 ada. Pun ketika ditunjuk jadi Captain tim (di pertandingan melawan Aston Villa), CR7 tidak bisa berbuat banyak. CR7 bisanya protes dan dapat kartu daripada mencetak gol atau assist. Sikap Ronaldo juga memicu disharmonisasi di ruang ganti, membuat pemain lain jengah dengan drama yang terjadi disekitarnya.

Yang terbaru, wawancara ekslusif nya dengan Piers Morgan, menyatakan bahwa dia (CR7) merasa dikhianati oleh United, manajemen dan ETH.  Komentar CR7 ini (tentunya) sangat mengecewakan Club, ETH, dan rekan se-timnya. Mereka kecewa karena waktunya sangat tidak pas, disaat tim selesai berjuang mengamankan tiga point penting di Craven Cottage London, markas Fulham, dan bersiap untuk pulang. Mereka juga kecewa dengan “manner” dari interview ini. Tentunya ini tidak bisa dibiarkan. “Tidak ada pemain yang lebih besar dari Club.” Kalimat terkenal Sir Alex ini benar adanya dan harus dilakukan oleh Manajemen terhadap CR7.  Ronaldo telah dengan jelas-jelas melakukan tindakan yang tidak menghormati Club (lagi) dan harus ditindak tegas. CR7 harus keluar dari United pada jendela transfer Januari. Ini demi kestabilan tim dan nama baik Club. Sebagai fans United, kita harus mendukung Manajer dan Tim, bukan (individu) pemain.

Well, pendapat saya sebagai fans United senior garis lurus, jika kita melihat wawancara CR7, sulit untuk mengatakan tidak ada masalah di “Top management Club” United. Saya suka CR7, bahkan memfavoritkan dia dibanding M10 (Messi) namun wawancara ini memang salah. “This is not the right time to do that, mate.” Terlepas siapa salah siapa benar, CR7 tidak menghormati United sebagai klub yang membesarkan Namanya. Ronaldo juga (tentunya) akan membuat Sir Alex, mentor dan figur ayah di sepakbola baginya, kecewa. Jika situasi ini tidak segera diperbaiki dengan pertemuan antara manajemen, ETH, dan CR7 berbicara "heart to heart" mencari "win-win solution," akan sangat disayangkan oleh para fans United yang tahu sepak terjangnya ketika pertama bermain untuk United. “Golden Boy” dan legenda United ini akan mencoreng nama besarnya sendiri di hati para fans global.

Namun nasi telah menjadi bubur, marilah kita menantikan apakah bubur ini menjadi bubur ayam yang gurih, bubur dengan gula aren yang manis, atau bubur numplek (tumpah) yang terbuang?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun