Mohon tunggu...
Arif Pradono
Arif Pradono Mohon Tunggu... -

ARIF PRADONO. Sejak kuliah, alumni S1 Sejarah FSUI (kini FIB UI) ini, sudah aktif menulis di berbagai media. Setelah menyelesaikan studi S2-nya di bidang Komunikasi Politik, ia mengajar di beberapa Perguruan Tinggi dan aktif dalam berbagai penelitian dan penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sahabat

19 Desember 2010   02:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:36 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernah ada dua orang yang bersahabat melakukan suatu perjalanan. Di sebuah tempat, mereka terlibat perdebatan yang sengit, sehingga sahabat yang satu akhirnya menampar sahabat yang lain. Sahabat yang ditampar merasa terluka hatinya. Tanpa mengucap sepatah katapun, ia mencari tanahberpasir lalu menulis di atasnya : "Hari ini sahabat baikku telah menamparku." Mereka lalu melanjutkan perjalanan. Dalam perjalanan itu mereka rupanya harus melintasi tebing yang curam. Orang yang ditampar tadi tiba-tiba saja terpeleset, hampir jatuh ke dalam jurang yang dalam di sisi tebing. Susah payah sahabatnya menolong, menarik tangan sahabatnya yang hampir jatuh dengan resiko dirinya ikut pula terpeleset masuk ke jurang. Berhasil di selamatkan, sahabat yang tadi telah ditampar dan kini hampir saja masuk jurang, lalu mencari sebuah batu besar. Di batu itu ia lalu membuat tulisan berukir yang indah : "Hari ini sahabat baikku telah menyelamatkanku." Temannya heran, lalu bertanya, "tadi kamu menulis di pasir, sekarang menulis di batu, mengapa ?" "Jika seseorang melukai hati kita, sebaiknya kita menulis kejadian itu di atas pasir agar angin pemberi maaf dapat menghapusnya. Namun, bila seseorang berbuat baik pada kita, hendaknya kita mengukir itu di batu sehingga angin tidak akan pernah dapat menghapusnya."

*****

Cerita di atas memiliki hikmah antara lain : 1. Hendaknya kita mengingat kebaikan orang lain yang pernah dia berikan pada kita, dan sebaliknya, hendaknya kita bisa memaafkan dan melupakan kezaliman yang orang lain pernah lakukan pada kita. Lebih terutama lagi, kalau orang lain itu adalah sahabat kita sendiri. 2. Sahabat yang baik adalah dia yang selalu siap membantu dan memaafkan kesalahan sahabatnya. Apa itu sahabat ? Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan sahabat sebagai kawan, teman; dan sahabat karib adalah sahabat yang sangat erat. Agama sendiri mengajarkan bahwa bersahabat merupakan salah satu nikmat yang diberikan Tuhan pada manusia. Orang Perancis bisa jadi menterjemahkannya dengan kata-kata "persahabatan itu seperti anggur, semakin lama semakin nikmat." Persahabatan pada hakikatnya adalah cara Tuhan untuk mengurus kita. Persahabatan juga merupakan suatu sifat yang manusiawi. Sehingga bila kita melihat ada dua orang yang bersahabat, hendaknya kita tidak segera mencapnya sebagai wujud keekslusifan mereka. Malah seharusnya kita bisa belajar dari mereka, "kalau orang lain bisa sehati, mengapa saya tidak ?" Sebaliknya, ini juga mengingatkan pada dua orang yang bersahabat itu hendaknya jangan pula persahabatan mereka malah menjadikan mereka eksklusif (tertutup). Persahabatan yang baik dari dua orang adalah bilamana mereka menunjukkan keinklusifan sehingga hakikat persahabatan itu akan menebar kemana-mana. Maka akan tumbuhlah sahabat-sahabat yang lain hingga akhirnya persahabatan itu bukan lagi hanya antara dua orang melainkan telah menjadi persahabatan komunitas, persahabatan umat manusia. Sahabat juga menentukan corak hidup kita. Jika kita salah memilih sahabat, maka akan jelek pula-lah kita. Seperti kata Nabi Muhammad SAW : "Seseorang itu adalah mengikut agama temannya, oleh itu hendaklah seseorang itu meneliti siapa yang menjadi temannya" (H.R Abu Daud). Atau kalau kata pepatah Sumatera : "Bersahabat dengan penjual minyak wangi, kita akan menerima percikan wangiannya, manakala bersahabat dengan tukang besi, percikan apinya-lah yang akan memerciki baju kita." Bagaimana bersahabat yang baik ? Persahabatan yang baik bukan hanya mencakup etika persahabatan melainkan juga mencakup apa tujuan persahabatan itu. Bila persahabatan yang terjadi memiliki tujuan  yang tidak baik, berarti persahabatan semacam itu adalah persahabatan yang salah. Maka, berkait dengan cerita di atas, dalam bersahabat, etika persahabatan yang harus kita pegang dan jaga adalah : Pertama : Tetaplah saling bantu Meski bersahabat, orang yang bersahabat bisa juga berbeda pendapat. Kadang perbedaan itu malah menimbulkan perseteruan. Dan bila dua orang yang bersahabat berseteru, kata orang sih, 'sakit hatinya' akan lebih hebat dari dua orang yang bukan sahabat. Tapi cerita di atas mengajarkan pada kita bahwa meskipun ada perseteruan, seharusnya hal itu tidak menjadikan kita untuk tidak saling membantu. Apalagi dia adalah sahabat kita. Sahabat sejati merupakan satu jiwa dalam dua tubuh. Keadaan seperti itu akan terjadi bila kedua tubuh tersebut saling mengasihi, seperti satu tubuh yang mengasihi dirinya sendiri. Bentuk saling mengasihi biasanya berkait dengan proses saling membantu. Saling membantu menjadi lebih kuat bila terjadi keadaan berupa hubungan baik. Sedangkan memelihara hubungan baik itu sendiri termasuk bagian dari iman. Dalam dua hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Ahmad, Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan : " Perumpamaan mereka yang beriman dalam saling mengasihi dan menyayangi adalah laksana satu badan. Apabila satu anggota badan merasa sakit, akan sakitlah seluruh badan." (HR.Bukhari). "Sesungguhnya memelihara hubungan baik termasuk bagian dari iman." (HR.Ahmad). Sahabat sejati adalah orang yang datang ketika yang lain meninggalkan. Termasuk dalam kategori membantu adalah saling memberi dan menerima masukan, nasihat, kritik. Salah satu tanda persahabatan yang akrab, sesungguhnya adalah memberikan nasihat apabila terdapat kekeliruan di dalam tindakan sahabatnya dan memberikan kritik untuk kebaikannya dalam menjalankan sesuatu. Sebaliknya, seorang kawan sejati adalah dia yang tidak marah kalau dinasihati atau dikritik. Bila seseorang malah mendiamkan sahabatnya yang berbuat salah, atau bahkan hanya suka memuji, berarti sesungguhnya ia justru telah menjerumuskan kawannya sendiri. Seperti kata seorang bijak, "sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah." Saling membantu antar dua sahabat di sini, tentu saja saling membantu dalam hal yang baik. " Bila sahabatku terjun dari jembatan, aku takkan terjun bersama dia, tapi aku akan berada di bawah untuk menangkapnya." Kedua : Tetaplah saling ingat ! Mengingat di sini selain mengingat sahabat kita secara fisik, juga mengingat kebaikan yang sahabat kita pernah lakukan. Dalam hidup, seringkali kita hanya ingat pada dua hal yaitu kebaikan kita kepada orang lain dan kesalahan orang lain terhadap kita. Tetapi kita sering lupa akan dua hal yaitu kesalahan kita kepada orang lain dan kebaikan orang lain kepada kita. Dalam hal mengingat kebaikan sahabat, seperti cerita di awal tulisan, tampaknya adalah sebuah keharusan. Dengan saling mengingat yang baik dari sahabat kita, maka hubungan persahabatanpun bisa kian erat. Selain itu, hal inipun akan mendorong kita untuk ikut menjaga nama baik sahabat. Mengingat kebaikan sahabat, akan mengingatkan kita pada dia. Bila kita ingat dia dan dikira-kira cukup lama tidak bertemu, maka temuilah dia. "Persahabatan sejati seperti kesehatan, jarang orang menyadarinya sampai ia kehilangan," begitu kata Charles Caleb Colton. Nabi Muhammad SAW apabila  kehilangan salah seorang sahabatnya atau tidak pernah muncul sampai tiga hari selalu menanyakan keadaannya, bahkan dikunjunginya terutama kalau dalam keadaan sakit. Kata Nabi," Apabila seseorang itu cinta kepada sahabatnya, harus tahu tentang keadaannya." (HR. Tirmidzi). Dengan selalu mengingat kebaikan sahabat, maka bila terjadi perbedaan atau bahkan pertengkaran, maka kata saling memaafkan bisa akan lebih mudah terucapkan. Minta maaflah pada sahabat bila kita salah dan maafkanlah sahabat bila dia khilaf. Lalu berdoalah untuk dia, dengan doa yang baik.

*****

Sesungguhnya, apa yang dikandung dalam cerita di awal tulisan, bukan hanya berkait dengan persahabatan saja. Perlakuan yang sama untuk 'tetap saling bantu ' dan 'tetap saling ingat' juga berlaku untuk orang-orang yang tidak terbatas pada hanya sahabat. Kedua hal tersebut adalah hal-hal baik yang bisa kita lakukan bagi semua orang. Tapi kalaupun kita punya sahabat, mengistimewakan dengan hal-hal tersebut, adalah sesuatu yang lebih baik. Lebih daripada itu, kalau kita memang mempunyai sahabat, mengapa tidak ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun