Mohon tunggu...
Arif Pradono
Arif Pradono Mohon Tunggu... -

ARIF PRADONO. Sejak kuliah, alumni S1 Sejarah FSUI (kini FIB UI) ini, sudah aktif menulis di berbagai media. Setelah menyelesaikan studi S2-nya di bidang Komunikasi Politik, ia mengajar di beberapa Perguruan Tinggi dan aktif dalam berbagai penelitian dan penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Ryan Giggs dan MU vs M.City (2-1)

12 Februari 2011   16:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:40 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1297527016602290283

Derby Manchester itu selesai sudah. United menang atas City 2-1 melalui gol penentu yang spektakuler dari Wayne Rooney. Gol Rooney itu mengingatkan kita pada tendangan salto Widodo C. Putro saat Indonesia menahan seri Kuwait 2-2 di Piala Asia 1996. Pertandingan derby yang enak ditonton itu menyuguhkan permainan khas Liga Premier Inggris yang cepat dan bertenaga. Semua pemain pun bertarung maksimal. Sangat tidak mirip dengan Liga Super Indonesia yang tampak lambat, kurang bertenaga dan tidak maksimal. Padahal Liga-nya SUPER, lho... Penyebabnya mungkin karena tubuh pemain kita mungil-mungil, atau lapangannya kurang bagus, ataukah jangan-jangan PSSI-nya yang salah mengurus. Beragam sebab-lah, kalau mendiskusikan itu. Tapi dari pertandingan antar kedua klub asal kota Manchester itu, salah satu hal yang tampak istimewa adalah bermainnya Ryan Giggs hingga 90 menit pertandingan. Saya bukanlah pecinta United atau City. Saya juga tidaklah mengidolakan Giggs. Namun saya hanya ingin mengomentari betapa hebatnya seorang Ryan Giggs, pemain dengan usia 37 tahun lebih, tetap bermain dengan determinasi yang tinggi serta dengan teknik dan kecepatan yang tetap mumpuni. Ada memang pemain yang lebih tua dari Giggs dan tetap aktif sebagai pemain inti sebuah klub. Tapi Giggs memang punya keistimewaan. Salah satunya adalah bahwa dia merupakan pemain sayap yang, tentu saja, harus memiliki kecepatan dan tenaga besar untuk mendukung kecepatan tersebut. Catatannya, Giggs bermain di Liga Premier Inggris yang dikenal serba ketat dalam bertanding serta klub yang ia bela adalah Manchester United yang memiliki banyak pemain bertalenta dan berusia muda. Mungkin kita memang harus belajar dari semangat ala Giggs ini. Belajar tentang makna kedisiplinan, semangat, sikap pantang menyerah, kecepatan, dan loyalitas. Seumur-umur karir sepakbola profesionalnya, Giggs hanya bermain untuk MU. Kita belajar, bahwa usia tua bagi Ryan Giggs bukanlah merupakan halangan untuk tetap bersikap profesional dan tak mau berhenti bertarung (37 tahun merupakan usia yang tua bagi seorang pesepakbola profesional). Salut Giggs !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun