Bismillah,
Mencintai remaja bukan sekadar soal memberi nasihat atau menunjukkan perhatian secara verbal. Cinta kepada remaja adalah aksi nyata yang harus terlihat dalam setiap langkah, keputusan, dan tindakan orang tua. Pada fase remaja, anak-anak membutuhkan lebih dari sekadar kata-kata. Mereka ingin melihat bagaimana cinta yang mereka terima diwujudkan dalam bentuk dukungan nyata, tindakan yang penuh kasih, serta perhatian yang tulus. Inilah cinta yang tidak hanya diucapkan, tetapi juga ditunjukkan dalam keseharian.
Remaja adalah masa di mana anak-anak mulai menilai hubungan dengan orang tua mereka secara lebih kritis. Mereka ingin tahu apakah cinta orang tua adalah cinta yang dapat dipercaya—cinta yang stabil, konsisten, dan terbukti dalam tindakan. Seperti halnya kita merasakan kasih Allah SWT melalui tindakan nyata-Nya dalam menjaga dan melindungi kita setiap hari, begitu juga remaja memerlukan bukti cinta dalam tindakan dari ayah dan ibu mereka. Rasulullah SAW sendiri adalah contoh teladan dalam mengekspresikan cinta melalui aksi. Beliau selalu hadir untuk umatnya, memberi contoh melalui tindakan nyata, bukan hanya kata-kata.
Dalam Islam, cinta yang sejati kepada anak-anak, khususnya remaja, adalah cinta yang berlandaskan keikhlasan dan tujuan yang benar. Cinta ini diwujudkan dalam dukungan aktif orang tua terhadap perkembangan emosional, intelektual, dan spiritual anak-anak mereka. Ibn Qayyim Al-Jawziyyah menyebutkan bahwa cinta orang tua harus terwujud dalam bentuk perhatian terhadap kebutuhan anak, baik dalam hal kasih sayang, pendidikan, maupun dalam membimbing mereka menuju kebaikan. Tidak ada cinta yang lebih nyata daripada ketika orang tua hadir, mendukung, dan memberikan ruang bagi anak-anak mereka untuk tumbuh menjadi individu yang lebih baik.
Salah satu bentuk aksi cinta orang tua kepada remaja adalah dengan mendampingi mereka dalam setiap fase kehidupan mereka. Remaja, meskipun tampak ingin mandiri, tetap membutuhkan bimbingan dan dukungan dari orang tua. Contoh praktis dari aksi cinta ini bisa terlihat dalam hal-hal sederhana seperti kehadiran orang tua di momen-momen penting dalam kehidupan anak. Misalnya, ketika anak mengikuti lomba, tampil di acara sekolah, atau menghadapi ujian penting, orang tua yang hadir, memberi semangat, dan menunjukkan dukungan nyata menjadi wujud cinta yang sangat berharga bagi anak.
Selain itu, cinta yang diwujudkan dalam aksi juga berarti orang tua bersedia meluangkan waktu untuk mendengarkan anak-anak mereka. Remaja sering kali ingin didengar, terutama ketika mereka merasa bingung atau menghadapi tekanan dari lingkungan sekitar. Orang tua yang rela menyisihkan waktu untuk sekadar duduk bersama anak mereka, mendengarkan cerita, keluh kesah, atau bahkan ide-ide mereka, menunjukkan bahwa cinta mereka tidak hanya di bibir, tetapi juga dalam hati. Ini adalah bentuk cinta yang menghargai dan memperkuat hubungan emosional antara orang tua dan anak.
Bahwa remaja yang merasa didukung secara emosional dan mendapat perhatian dari orang tua mereka cenderung memiliki kesejahteraan mental yang lebih baik dan mampu menghadapi tantangan hidup dengan lebih positif . Dukungan emosional orang tua secara signifikan berkorelasi dengan kesejahteraan subjektif remaja dan keberhasilan akademik, dengan tingkat dukungan yang lebih tinggi terkait dengan hasil kesehatan mental yang lebih baik("Parental emotional support and adolescent well-being", 2024). Ini membuktikan bahwa cinta yang diwujudkan dalam tindakan nyata, seperti mendengarkan, memberikan dukungan emosional, dan hadir dalam kehidupan anak, memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap perkembangan remaja.
Cinta yang diwujudkan dalam aksi juga berarti orang tua mampu memberikan bimbingan yang bijaksana dalam setiap aspek kehidupan remaja. Pada usia ini, anak-anak sering kali menghadapi berbagai tekanan, mulai dari akademik hingga pergaulan sosial. Mereka membutuhkan arahan yang jelas dari orang tua, tetapi bukan arahan yang menggurui atau terlalu memaksakan. Cinta yang dalam adalah cinta yang memahami kapan harus berbicara dan kapan harus mendengarkan. Orang tua yang bijak akan memberikan nasihat dengan penuh kasih, tetapi juga memberi ruang bagi anak untuk membuat keputusan dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.
Contoh konkret dari cinta yang diwujudkan dalam aksi adalah ketika orang tua atau guru memberi bimbingan moral kepada remaja tanpa terkesan memaksa. Misalnya, jika seorang anak remaja berhadapan dengan pilihan yang sulit, seperti tekanan dari teman untuk melakukan sesuatu yang mungkin tidak sesuai dengan nilai-nilai keluarga, orang tua bisa berkata, “Kami percaya bahwa kamu mampu membuat keputusan yang bijaksana, tetapi ingat bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensinya. Kami di sini untuk mendukungmu apa pun pilihanmu, dan kami berharap kamu memilih yang terbaik untuk dirimu dan masa depanmu.” Dengan cara ini, orang tua menunjukkan cinta melalui kepercayaan dan bimbingan, tanpa harus mengontrol setiap langkah yang diambil anak.
Bahwa remaja yang merasa mendapat bimbingan moral dan spiritual dari orang tua mereka cenderung memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar dan lebih mampu menghindari pengaruh negatif dari lingkungan sosial. Orang tua berfungsi sebagai panutan utama, dengan nilai dan perilaku mereka secara langsung mempengaruhi kerangka moral remaja (Abdulbagiyeva, 2021). Cinta yang diwujudkan dalam bentuk bimbingan ini adalah bentuk cinta yang membantu anak-anak tumbuh dengan nilai-nilai yang kuat, sambil tetap merasa didukung oleh orang tua mereka.