Mohon tunggu...
Arif Prabowo
Arif Prabowo Mohon Tunggu... Administrasi - UIN KH Abdurrahman Wahid, Yayasan Al Ummah, PAUD IT/ TKIT/ SDIT Ulul Albab, SMP/SMA IT Assalaam Boardinng School

Menyukai pengelolaan Sumber Daya Manusia, Keluarga, Keayahan, masih belajar pendidikan yang bijak di era berlimpahnya informasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cintailah Remaja Kita Jadilah Sahabat Meski Tak Dekat, Peran Orang Tua dan Guru

3 September 2024   08:45 Diperbarui: 3 September 2024   08:50 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bismillah,
Sobat sobat pendidik budiman, melanjutkan tulisan tulisan  yang sebelumnya, masih tema pengasuhan sedekat sahabat.

Masa remaja adalah masa yang unik dan penuh tantangan, di mana anak-anak tidak hanya bertransisi secara fisik menuju dewasa, tetapi juga mengalami pergolakan emosional yang signifikan. Sebagai orang tua atau guru, menjadi sahabat bagi anak-anak remaja adalah sebuah tantangan tersendiri. 

Kita sering kali dihadapkan pada dilema antara memberikan kebebasan dan memberikan bimbingan yang mereka butuhkan. Namun, sebagai sahabat, kita tidak harus selalu berada dekat secara fisik; yang penting adalah kehadiran kita secara emosional dan spiritual. Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh orang tua dan guru untuk mencintai anak remaja dan menjadi sahabat mereka meski tak selalu berada di sisi mereka?

Pertama, orang tua dan guru harus menciptakan hubungan yang penuh kepercayaan. Ini bukan sesuatu yang instan, tetapi memerlukan waktu, konsistensi, dan kesabaran. Hubungan orangtua-remaja yang kuat berkorelasi positif dengan kesejahteraan psikologis, sebagaimana dibuktikan oleh penelitian yang menunjukkan bahwa remaja dengan dinamika keluarga yang mendukung melaporkan tingkat kecemasan dan depresi yang lebih rendah(Singh et al. 2024) (Monika et al. 2023). 

Demikian pula, Dukungan emosional dari orang tua secara signifikan mempengaruhi kesejahteraan subjektif remaja dan keberhasilan akademik, dengan tingkat dukungan yang lebih tinggi terkait dengan hasil kesehatan mental yang lebih baik("Parental emotional support and adolescent well-being", 2024). Ketika remaja merasa bahwa orang dewasa di sekitar mereka bisa dipercaya dan siap mendengarkan tanpa menghakimi, mereka lebih mungkin untuk membuka diri tentang apa yang mereka rasakan dan alami.

Dalam konteks pengasuhan Islami, ini selaras dengan ajaran Nabi Muhammad SAW yang menekankan pentingnya kasih sayang dan dialog dalam mendidik anak. Dalam banyak hadits, kita belajar bagaimana Nabi SAW selalu mendengarkan dengan penuh perhatian, bahkan kepada anak-anak, dan memberikan nasihat yang bijaksana tanpa menghakimi. 

Dalam literatur pendidikan islam kita megenal  "Tidaklah kelembutan ada pada sesuatu kecuali akan memperindahnya, dan tidaklah kekasaran ada pada sesuatu kecuali akan memperburuknya". Misalnya, penggunaan permainan edukatif dapat meningkatkan minat anak-anak pada ajaran Islam, membuat pembelajaran menyenangkan dan menarik, sehingga mewujudkan kelembutan dalam pendidikan(Al-Ghifari et al. 2024).

Kedua, orang tua dan guru perlu mengembangkan keterampilan mendengarkan yang mendalam. Mendengarkan di sini bukan hanya sekadar mendengar kata-kata, tetapi juga memahami emosi yang ada di balik kata-kata tersebut. 

Remaja sering kali merasa bahwa dunia mereka sangat rumit, dan mereka membutuhkan seseorang yang benar-benar mendengarkan dan memahami perasaan mereka. Mendengarkan aktif melibatkan parafrase, mengajukan pertanyaan terbuka, dan mempertahankan keterlibatan non-verbal, yang membantu menciptakan lingkungan yang aman bagi remaja untuk mengekspresikan diri sendiri(Tustonja et al. 2024). 

Mendengarkan aktif telah terbukti meningkatkan kesadaran dan manajemen emosional di kalangan remaja, terutama mereka yang mengalami gangguan mood ("The Listening Experience in a Group of Adolescents with Mood Disorders.", 2022).

Ketiga, penting untuk menunjukkan cinta melalui aksi nyata, bukan hanya melalui kata-kata. Mengungkapkan kasih sayang kepada anak remaja bisa dilakukan dengan cara sederhana namun berarti, seperti meluangkan waktu untuk mereka, memberikan perhatian penuh saat berbicara, atau bahkan melalui sentuhan yang penuh kasih. Dalam Islam, cinta kepada anak adalah tindakan nyata yang ditunjukkan melalui perhatian, bimbingan, dan pengorbanan. Hal ini tercermin dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW, yang selalu memberikan waktu dan perhatian khusus kepada anak-anak, bahkan ketika beliau sibuk dengan urusan umat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun