Saat Remaja, Saat Membuncahnya Semua Potensi
Bismillah,
Melanjutkan tulisan sebelumya, masih merefer apa yang pernah disampaikan oleh ayah Irwan Rinaldi dalam sebuah seminar parenting di Pekalongan oleh Assalaam Boarding School (SMPIT dan SMAIT Assalaam ) Pekalongan.Â
Masa remaja sering kali dianggap sebagai masa yang rawan dan penuh dengan tantangan, tetapi di balik itu, ada potensi luar biasa yang menunggu untuk dikembangkan. Remaja berada pada fase kehidupan di mana kemampuan kognitif, emosional, dan fisik mereka mengalami perkembangan pesat. Potensi ini, jika diarahkan dengan benar, dapat membawa mereka menuju pencapaian yang luar biasa. Dalam pandangan Islam, setiap individu dilahirkan dengan fitrah dan potensi bawaan yang harus dikembangkan untuk mencapai tujuan hidup yang sejati, yaitu ibadah kepada Allah SWT.
Pada masa remaja, otak mengalami perubahan signifikan, khususnya di area prefrontal cortex yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan, pengendalian emosi, dan perencanaan. Sebuah studi dari National Institute of Mental Health menunjukkan bahwa masa remaja adalah periode kritis untuk perkembangan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan pengambilan keputusan. Ini adalah waktu di mana remaja mulai mencari jati diri, mencoba berbagai hal baru, dan mengeksplorasi kemampuan mereka di berbagai bidang.
Sebagai pendidik dan orang tua, kita harus menyadari bahwa potensi besar ini bisa menjadi pedang bermata dua. Tanpa bimbingan yang tepat, energi dan kreativitas remaja bisa tersalurkan ke arah yang kurang produktif atau bahkan merugikan diri sendiri dan orang lain. Dalam pandangan ulama seperti Imam Syafi’i, pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk akhlak dan karakter. Dengan demikian, mengarahkan potensi remaja bukan hanya tugas akademis, tetapi juga tugas moral yang penting.
Islam menekankan pentingnya menuntut ilmu dan mengembangkan potensi diri. Salah satu contoh yang sering diajarkan dalam sejarah Islam adalah kisah Zaid bin Tsabit RA, seorang remaja yang di usia 11 tahun telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menguasai bahasa asing dalam waktu singkat, dan di usia 16 tahun telah ikut serta dalam jihad pertama. Potensi Zaid meledak karena dorongan dari Rasulullah SAW yang tidak hanya melihat kemampuannya, tetapi juga memberikan kesempatan bagi Zaid untuk berkembang.
Di dunia modern, kita bisa melihat remaja yang menunjukkan bakat dalam bidang teknologi, seni, atau olahraga. Menurut laporan dari World Economic Forum, kemampuan dalam bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) menjadi salah satu yang paling dicari dan banyak remaja yang mulai mengeksplorasi bidang ini sejak dini. Namun, tidak semua potensi dapat teridentifikasi dengan mudah. Menjadi penting bagi orang tua dan pendidik untuk menciptakan lingkungan yang mendukung eksplorasi, di mana remaja merasa aman untuk mencoba hal baru tanpa takut gagal atau dihakimi.
Mendorong remaja untuk terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler, program magang, atau komunitas yang positif dapat membantu mereka menemukan minat dan bakat mereka. Sebuah penelitian dari University of Illinois menemukan bahwa remaja yang terlibat dalam kegiatan di luar sekolah cenderung memiliki kemampuan sosial yang lebih baik dan lebih mampu mengelola stres. Selain itu, remaja yang merasa didukung dalam mengembangkan potensi mereka cenderung memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi dan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.
Penting juga bagi kita sebagai orang dewasa untuk tidak terlalu cepat menilai atau menekan remaja berdasarkan harapan yang mungkin tidak sesuai dengan kemampuan mereka. Setiap remaja memiliki ritme dan jalannya sendiri dalam menemukan potensi diri. Yang diperlukan adalah dukungan tanpa syarat dan bimbingan yang berlandaskan kasih sayang. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW selalu memperlakukan para sahabat mudanya dengan penuh penghargaan dan memberikan mereka tanggung jawab sesuai dengan kemampuan mereka, kita pun harus mempercayai remaja untuk mengeksplorasi potensi mereka, sambil terus membimbing mereka dengan nilai-nilai kebenaran.
Sebagai pendidik dan orang tua, tantangan terbesar adalah bagaimana mengarahkan energi dan potensi remaja ke arah yang positif dan produktif. Di sinilah peran aktif dari lingkungan sekitar, terutama keluarga dan sekolah, menjadi sangat penting. Boarding school, misalnya, menyediakan lingkungan yang sangat terstruktur dan disiplin, yang jika dikelola dengan bijak, bisa menjadi tempat ideal bagi remaja untuk mengembangkan potensi mereka secara optimal.