Dalam konteks boarding school, guru dan pembina memiliki tanggung jawab yang besar. Mereka bukan hanya pengajar, tetapi juga figur panutan yang bisa membantu remaja menemukan jalan terbaik dalam mengembangkan bakat dan kemampuan mereka. Penelitian dari  "The Association of Boarding Schools (TABS)," yang berbasis di Amerika Serikat (TABS merupakan organisasi yang mendukung dan mempromosikan pendidikan di boarding school di Amerika Utara, termasuk Amerika Serikat dan Kanada) menunjukkan bahwa remaja yang bersekolah di boarding school cenderung memiliki rasa tanggung jawab yang lebih tinggi dan kemampuan kepemimpinan yang lebih baik dibandingkan dengan remaja yang tidak tinggal di asrama. Hal ini disebabkan oleh lingkungan yang mendukung kemandirian, kerjasama, dan pengembangan diri yang ditawarkan di boarding school.
Namun, penting juga untuk diingat bahwa boarding school bukanlah solusi tunggal, bukan satu satunya, untuk pengembangan potensi remaja. Setiap remaja memiliki kebutuhan dan preferensi yang berbeda, dan pendekatan yang digunakan harus disesuaikan dengan individu masing-masing. Dalam pandangan Islam, konsep tarbiyah (pendidikan) menekankan pentingnya menyesuaikan metode pendidikan dengan karakter dan kebutuhan anak. Seperti yang disampaikan  oleh Syaikh Dr. Yusuf Al-Qaradawi, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu menyeimbangkan antara kebutuhan fisik, emosional, dan spiritual (baca : keimanan) anak.
Selain pendidikan formal, remaja juga perlu diberikan ruang untuk berkreasi dan berinovasi di luar jam pelajaran. Program-program seperti bimbingan karir, pengembangan keterampilan hidup, dan kegiatan sosial bisa menjadi sarana yang efektif untuk membantu remaja mengenali dan mengembangkan potensi mereka. Misalnya, mengadakan proyek kelompok yang melibatkan pemecahan masalah nyata bisa menjadi cara yang baik untuk melatih kemampuan berpikir kritis dan kerja sama tim.
Sebagai orang tua, meskipun anak-anak kita berada di boarding school, keterlibatan kita tetap sangat penting. Kunjungan rutin, komunikasi yang terbuka, dan dukungan emosional dari jauh dapat membuat remaja merasa dihargai dan dicintai. Menurut penelitian dari Harvard Family Research Project, keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka, bahkan ketika mereka berada jauh di boarding school, berhubungan positif dengan pencapaian akademis dan pengembangan sosial mereka.
Bagaimana dengan pemanfaatan tehnologi?  kita juga perlu mendorong remaja untuk memanfaatkan teknologi secara bijak. Di era digital ini, banyak remaja yang memiliki akses ke informasi dan sumber daya yang luas. Kita tidak boleh hanya  melihat teknologi sebagai ancaman, bahkan kita bisa membimbing mereka untuk menggunakan teknologi sebagai alat untuk belajar dan mengembangkan diri. Sebagai contoh, mereka bisa mengikuti kursus online, berpartisipasi dalam forum diskusi yang konstruktif, atau bahkan memulai proyek kreatif mereka sendiri.
Penting bagi pendidik dan orang tua untuk terus memberikan apresiasi terhadap usaha dan pencapaian remaja, sekecil apa pun itu. Pengakuan terhadap usaha mereka akan membangun rasa percaya diri dan motivasi intrinsik yang kuat. Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Khaldun, motivasi yang datang dari dalam diri sendiri jauh lebih kuat dan bertahan lama dibandingkan motivasi yang dipaksakan dari luar.
Sebagai kesimpulan, masa remaja adalah masa emas untuk membuncahkan semua potensi yang dimiliki. Dengan bimbingan yang bijak, dukungan yang penuh kasih sayang, dan lingkungan yang mendukung, remaja dapat diarahkan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan kemampuan mereka secara maksimal. Tidak hanya untuk keberhasilan pribadi, tetapi juga untuk kontribusi yang lebih besar dalam masyarakat, sesuai dengan peran mereka sebagai khalifah di muka bumi, sebagai pemakmur di muka bumi.
Allahu A`lam bishowwab. Insya Allah bersambung dengan tema seputar pengasuhan.
Sobat- sobat budiman, para pendidik Indonesia. Kita belajar bersama sama, Bila menemukan ketidaksesuain dalam penulisan ini mohon koreksinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H