"Mulia indah cantik berseri, kulit bersih, merahnya pipimu" begitu awal syair lagu yang berjudul Aisyah Istri Rosulullah.
Siapa yang belum mendengar lagu ini? Lagu manis ini sedang trending saat ini. Kenapa saya bilang manis, karena liriknya yang begitu indah nan romantis. Lagu ini berkisah bagaimana romantisnya Nabi muhammad SA kepada Istrinya Aisyah RA, dan begitupun sebaliknya. Dan begitulah kenyataannya.
Lagu ini sudah banyak dicover oleh penyanyi di youtube tapi, saya lebih suka mendengar "Coveran" dari Nisa Sabyan.Â
Untuk menganalisis lagu ini saya akan menguraikan apa yang pernah ditulis Jamaludin Mohammad disalah satu blognya dikompasiana tentang sebuah lagu.
Ia menulis bahwa, sebuah lagu (teks) tak bisa berdiri sendiri, menurutnya, untuk memahami dan menghayati secara utuh makna sebuah lagu tak cukup hanya memahami dari syairnya semata (makna tekstual), tapi butuh pemahaman menyeluruh tentang konteks lagu tersebut, baik konteks pengarangnya (author), konteks pendengarnya (audiens), maupun konteks ketika lagu tersebut dihadirkan (realitas).Â
Hasil dialog antara makna teks dan konteks itu (horison teks, horison pendengar, dan realitas) akan membentuk warna, makna, suasana, dan cita rasa tersendiri. Rasakan sendiri.Â
Dan karena itu kenapa  ada orang sangat- sangat menyukai sebuah lagu tertentu, dikarenakan ada kedekatan  yang dapat menumbuhkan imajinasi atau rekaan atau kedekatan emosional dengan syair syair lagu yang dinyanyikan.
Awal mendengar lagu ini membuat saya senyum senyum sendiri, Syair-Syairnya begitu manis. Begitulah megicnya lagu ini.
"Sungguh sweet nabi mencintamu, hingga lelah nabi baring dijlbabmu, seketika kau pula bermanja mengikat rambutanya" Â salah satu syair lagunya. So sweeeet
Saya kira, orang-orang yang telah bersumi istri tentu "lebih mengena", lebih tersentuh karena ada "kemiripan" romantisme dari syair-syair lagu ini.