Jemuran sepenuh lapangan tertiup angin menutup mata
Sekeliling jadi gelap
Indahnya bunga tak terlihat
Suara merdu tertutup pilu
Berteman bisu,
Setelah sekian buku dibacakan perlahan
Kata demi kata dieja
Dingin sejuk masuk ke telinga
Satu persatu lembaran sobek
Diremas, dilempar
Bak sampah jadi tempat singgah,
Sebelum ludes terbakar curiga dan amarah
Kita pernah berdiri di tengah bencana
Menyaksikan wajah-wajah terluka
Airmata, histeria, amuk masa
Hanya untuk menyelamatkan diri semata
Waktu pun berlalu, kesempatan datang jatuh sederas hujan
Kita hanya berteduh
Sementara orang lain mengambil bejana,
Mengisi kemudian menyimpannya
"Kuperhatikan sejak tadi, Kau tak serius..."
Tb, 14 September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H