"Rinjing" Kosong
Lampu padam, mungkin sudah jadwalnya atau ada perbaikan
Entaahlah....
Informasi akurat, "Malam ini akan gelap selama semalam penuh."
Duh!
Yang jelas aktifitas terjerat
Kebiasaan hilang,
Di antara yang terikat,
Yang bebas lepas adalah mereka yang terbiasa:
Yang memasak nasi dengan api
Yang merebus air dengan "blarak"
Yang menyulut puntung rokok
Pondok-pondok reot di tengah sawah,
Jamban-jamban di pinggir sungai
Disembunyikan dari berita
Di tutup glamornya kita
Cahaya lampu warna warni
Tawa lirih di sela cekikikan remaja
Esok atau lusa mereka jadi apa....
Kakek, nenek, bapak, ibu sering bedoa
Semoga generasi setelah kita tak lagi merasa derita
Seperti kita
Lalu apa yang akan terjadi
Saat lampu mati
Gelap di sana sini
Gelapnya hati
Gelapnya masa depan di balik sunyi
Tapi,
Nun jauh di sana, suara lagu dari salon kecil dinyalakan dengan 'powerbank'
Tomi J Pisa,
Ingin kutulis surat ini
....
Hati pedih mencekam menusuk hati
....
Rintangan yang datang silih berganti
Dan seterusnya-dan seterusnya
Pikiranku tak sedang fokus padanya
Aku hanya melihat "rinjing" di depanku
Biasanya nasi goreng mengepul sedang di masak
Sepuluh ribu se porsi, lauk telur dadar
Saat lampu padam, "rinjing" kepanasan
Antrian panjang menanti
Mengapa ya? Pikirku dalam hati
Orang di sebelahku menjawab,"Lampu mati makanya mereka tak bisa memasak. Lebih mudah dan murah membeli."
Nanti saat terang benderang, orang-orang akan lupa lampu mati
Yang memasak akan memasak lagi
Yang bernyanyi akan terus bernyanyi
Penghayal akan asyik menghayal lagi