Rindu yang Sepahit Kopi, Cinta yang Sederas Hujan
Bagaimana mungkin?
Pertanyaan-pertanyaan berkeliling
Mencari pemilik keping
Hati-hati berharap
Rindu-rindu berkarat
Tentang nikmat sehat, cintanya sangat lekat
Kita akan tahu betapa perihnya sakit gigi sesaat sebelum obat pereda nyeri ditelan
Kita akan merasa betapa pedih mendengar berita duka
Orang yang paling tercinta pergi tak disangka
Selamanya
Padahal sebelumnya telah memperlakukannya hingga ia kecewa
Penyesalan demi penyesalan
Setelah lewat waktu dan tak akan terulang
Pahit kopi masih sanggup dinikmati, nikmatnya kadang tak terperi
Jika sudah terbiasa
Demikian juga hujan, jika petir bersambar-sambaran
Ketakutan hadir tak terelakkan
Pun cinta, siapa mampu menolaknya
Rasa ini hadir begitu saja, lalu tanpa terasa kita menikmatinya
Rindu akan terasa amat pahit saat perpisahan
Cinta akan sederas hujan, hingga mabuk kepayang
Saat sehat, keduanya hadir dalam kehidupan
Sebaliknya
Akan jadi prahara ketika sakit mendera
Hanya kesembuhan jadi kerinduan
Hanya kesehatan jadi kecintaan
Siang malam diharapkan
Kadang air mata menetes dalam doa
Agar ia dihadirkan lagi
Hingga hujan begitu disyukuri
Dan kopi pahit dengan senyum tetap dinikmati
Tb, 18 Maret 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI