Aku memilih menetap di danau seorang diri, di tempat ini tak ada asap apalagi sengau
Hidung terjaga, mata dan telinga apalagi selain sunyi
Dalam partikel asap ada warna, ada bau, ada lainnya. Walau tak kentara bahayanya, jika permanen berada di sekeliling kita suatu saat akan membunuh tanpa terasa.
Ia lebih dahsyat dari sianida, seperti fitnah yang lebih kejam dari pembunuhan. Hanya satu orang yang ketiban. Tapi asap? Badai kimia pembunuh masal jiwa. Kita perlu waspada!
Di mulai dari mulut, lalu mata. Selebihnya kita bisa menerka, siapa penyebar asap dan siapa korbannya.
Tidak seperti api, air dan lainnya. Menggunting asap, kita tak akan bisa....
Tb, 16 Maret 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H