Temali yang Melingkar di Lantai
Khawatir dan cemas begitu terang hilang
Mata terbuka, namun tak mampu melihat apa-apa
Tambang sebesar lengan, dari plastik mengkilat
Dikira ular
Hanya samar-samar
Bisa dipastikan setelah tangan melakukan rabaan
Tumbuh keyakinan setelahnya
Mampu memberikan penjelasan seterang-terangnya
Ia hanya meraba-raba, kemudian memastikannya
Saat terang datang, dan tambang melingkar di lantai
Mungkinkah ia masih mampu menerangkan dengan gamblang?
Jangan-jangan malah tali itu tak sedikitpun menarik perhatian
Saat ditanya, jawabnya sambil gelagapan
Tak akan hadir penasaran,
Apalagi ketakutan
Maka lahirlah cerita dari satu mulut ke mulut lainnya
Tentang ketakutan dan cara menghadirkan rasa takut
Akan menarik perhatian?
Atau sudah kehabisan akal untuk mengawali pengetahuan
Mungkinkah karena samar-samar, kemudian diskusi melebar
Kita hanya akan bersemangat ketika merasa lebih tau sesuatu
Kita merasa berharga ketika menjadi nara sumber dan juru bicara
Serba tahu dan serba bisa
Dengan mengira-ngira, kesimpulan lahir dalam banyak sangka, padahal masih gelap gulita
Seperti temali yang melingkar di lantai, saat gelap kita heboh mencari sebab
Padahal ketika terang, menoleh pun jarang
Apalagi memperdebatkan
Membaca adalah minyak
Memikirkan adalah api
Pelita akan menyala ketika membaca jadi budaya
Tak peduli temali melingkar di lantai
Saat gelap atau terang, ia adalah pusat perhatian
Tb, 16 Maret 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H