Lembayung Senja, Sebuah Tanda Tanya
Aku selalu bertanya, kenapa malam selalu identik dengan kegelapan. Seperti juga siang, terang dan riuhnya kegiatan
Ada senja di antara keduanya, saat warnanya berubah
Kuning, kemudian menjadi warna keramat dalam beberapa adat-istiadat
Lalu menanti terbit matahari, tenggelamnya juga. Jadi andalan penikmat awal dan akhir perjalanan
Nenek dahulu pernah menasihatkan, "Jika sudah senja segera masuk ke rumah. Segera tutup jendela. Senja waktunya hantu gentayangan. Nanti kalian akan dimakan atau disembunyikan."
Aku, termasuk kanak-kanak lain masih takut
Kadang lebih takut dari suara nyaring gluduk
Melekat kuat
Pertanyaan pun berpindah, kenapa takut melekat terbawa hingga dewasa
Ada yang begitu takut dengan hantu
Dengan gelap
Juga dengan terik yang menghitamkan kulit badan
Sementara senja menjadi pemandangan indah untuk mata
Kadang jadi lambang syahdunya percintaan
Jika senja kuning datang,
Teriakan demi teriakan
Dari mulut ke mulut beredar cerita
Dari generasi ke generasi menurunkannya
Ketakutan atau ketaatan yang ditularkan?
Aku selalu bertanya, "Lembayung Senja benarkah ada? Hingga fenomena ilmiah membahas detail isinya."
Hingga kini masih misteri, sementara mitos telah membumi