Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Ladang Ini

25 Februari 2021   20:52 Diperbarui: 25 Februari 2021   21:46 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
winnyasaari - WordPress.com SELERA ASAL #BROMO #UPACARA YADNYA KASADA | winnyasaari

Di Ladang Ini

Cangkul jatuh di tanah basah
Lahir menjadi ragam tumbuhan
Kita tak tau mana yang berbuah racun
Lalu menyesatkan
Bahkan mematikan
Mana yang memberi manfaat
Bisa disantap
Hijau daunnya seragam
Bagi mata jalang
Ia adalah sebuah kenikmatan
Bagi mata sendu
Sungguh sangat menyakitkan
Mengiris-iris hingga ulu
Berhari-hari
Entah sampai kapan terakhir kali

Tumbuh satu daun
Sebentar kemudian dipamer-pamerkan
Tumbuh daun dua
Lalu dijaja-jajakan
Keringat jatuh berkuah peluh
Luruh seperti daun tua
Tak pernah dirasa

Maka lahirlah dari rahim ladang
Cerita nyata hingga hayalan belaka
Dari haru biru
Hingga sukacita
Dalam banyak dialektika

Tak terasa musim panen tiba, daun satu persatu menguning
Seragam ditinggalkan atau dibuang
Buah-buah jadi santapan membuat kenyang
Jadi darah jadi daging
Membentuk napas dalam jaring

Mengalir ke mata mereka sebut cara pandang
Mengalir ke otak ia sebut intuisi
Dan saat mengalir ke sanubari
Ia hanya diam
Tak berani memberi istilah untuk yang satu ini

Tb, 25 Pebruari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun