Di Antara Badut-Badut dengan Perut Gendut
Dingin pagi ini mengingatkanku pada pertengahan bulan Juli, biasanya kemarau. Padahal baru saja air menggenang di mana-mana.
Dan Januari baru saja pergi
Begitulah cuaca bila peluh sudah tak mampu lagi dikeluh
Tentang kabar yang terlupa, mereka yang masih di bawah tenda hingga kotak amal dengan suara nyasar di perempatan-perempatan
Mata dingin menatap, kemudian kaca mobil tertutup rapat
Di antara badut-badut dengan perut gendut
Menawarkan senyum di balik wajah tertutup
Seperti dingin pagi
Rasa percaya sudah sedemikian jauh pergi
Di antara mulut tertutup rapat terkatup, "Mungkin saja yang diminta hanyalah untuk perut mereka."
Entahlah....
TB, 18 Pebruari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H