Kopiku Sudah Tertumpah
Senja datang, kopiku tumpah di pelaratan
Aku masih ingat, asap mengepul di atas kompor gas. Tutup cerek berbunyi didihnya keluar membasahi nyala api. Kompor kemudian mati.
Sebagian orang manganggap kopi adalah sebuah kehidupan. Seperti tadi pagi ada siswa datang ke rumah.
Google classroomnya tak bisa terbuka. Wajahnya penuh berharap agar gawainya normal kembali.
Saat datang, benar-benar ia telah membawa tumpahan kopi. Ibunya memaksanya datang ke sekolah. Jika tida, tentu saja tugas tidak bisa diterima dan dikirim hasilnya
Beberapa saat setelah google classroomnya kembali normal. Dengan ucapan terima kasih berkali-kali ia sampaikan. Lari entah telah berlari dari apa?
Mungkin akan mengejar kopi yang masih tersisa. Tumpukan tugas yang harus dirapelnya
Seperti merobek bungkusan kopi baru, lalu merebus ulang. Menjelang siang, hujan deras sekeliling alam. Langit gelap. Dan saat itulah kali ke dua tumpahan kopi jatuh di kepalaku