Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku dan Temanku di Depan Pintu

31 Januari 2021   20:33 Diperbarui: 1 Februari 2021   00:23 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku dan Temanku di Depan Pintu

Ia yang kemarin membuka dadanya
Sesumbar ingin memeluk dunia
Lenyap ditelan mega

"Tanganmu terlalu kecil kawan," kata salah seorang sahabatnya

Begitu membuka mata, terang di jendela
Ia kira sinar itu untuknya
Lama baru menyadari
Ternyata hanya sisa nyala lilin kecil
Di tengah malam buta
Mendung bahkan menutup semuanya
Kini ia tertunduk,
Merenungi kemalangan diri
Ringkih kakinya enggan berlari
Baginya lebih aman jika sembunyi

"Bekalmu kurang, Kawan," kawannya melanjutkan

Baca Juga Pohon Bidara di.....

Hidup bukan monopoli, siapa berani
Semua mampu ia miliki

Ada kaki dengan sepatu
Ada tangan dengan pena seribu
Ada dada dengan dasi melingkar di sana
Tempatmu juga tempatku
Hanyalah selasar,
Sebaiknya kita pulang sebelum
Orang yang berada di dalam
Mengusir dan melempar

TB, 31 Januari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun