Rabu, 27 Januari 2021
Pukul 20.11
Dear Dairy....
Biarkan kali aku berkeluh kesah. Biarkan tumpah ruah. Biarkan banjir menggulung sampah. Biarkan becek menggenang hingga kepala. Biarkan mata tertutup olehnya.
Malam sehabis hujan harusnya dingin di badan. Sejuk di hati, dengan senyum riang dalam canda bersama teman. Bersama sabahat. Bercerita tentang indahnya bisa bersama.
Walau jauh di mata, setiap ingin bisa bercengkerama. Kita bercerita tentang nyamuk yang putus sehelai sayapnya. Lalu main tebak-tebakan, kira-kira nyamuk tersebut masih bisa terbang atau tidak.
Padahal sama sekali tak ada nyamuk di sekeliling kita. Apalagi sebelah sayapnya patah. Hanya akal-akalan agar ada bahan obrolan. Agar malam tak begitu menyiksa dengan kesepian.
Tidak hanya malam ini, Dairy. Tapi sudah berlalu ribuan malam. Selalu berakhir dengan gelak tawa dan gembira.
Kadang sesekali terucap kata 'Sayang'. Aku tau, kata itu hanya ucapan pemanis belaka. Agar suasana jadi cair dan akrab semata. Agar indahnya malam kian bertabur cahaya.
Kita tau, dan kita menyukainya. Walau di lubuk hati terdalam ada rasa. Dengan kesadaran penuh kota coba kubur agar tak merusak segalanya.
Baca juga Artikel Dairy Berburu Kepiting....Â
Lelaki mana yang tak bahagia, ketika memiliki seorang teman yang sangat ramah. Mampu mengeja semua topik percakapan menjadi bayolan dan bahan gelak tawa.
Kangen tentu saja menggunung begitu kabar darinya tak diterima. Sepiring nasi tak cukup untuk membuat lapar hilang. Padahal sebelumnya, beberapa saat lalu telah kenyang oleh makan malam.
Lapar ini bukan tentang ganjalan perut. Juga dahaga, tidak akan ada air yang mampu menghilangkan hausnya, bila dirimu tak hadir di tengah-tengah percapakan kita.
Sabtu, 23 Januari 2021
Pukul 21.35
Sebuah pesan datang membuat hatiku berbunga-bunga.