Kuliner dengan nama makhluk hantu pernah booming beberapa waktu lalu dan katanya hanya ada di Indonesia. Entah mengapa masyarakat kita sangat menyukai hal-hal yang berbau hantu. Bahkan hingga ada acara di televisi memburu hantu, arwah gentayangan, dan sejenisnya. Pun begitu sangat banyak peminatnya.
Berikut mana kuliner yang diberi nama dengan nama hantu; Mie setan, rawon setan, ceker setan, es genderuwo, es kuburan, es pocong, bakso pocong, martabak horror, dan lain-lain yang kesemuanya menjadi terkenal di media sosial. Soal nikmat dan laku kerasnya, tentu saja!
Hingga akhirnya KPI mengeluarkan surat teguran terkait acara tersebut. Keenam program siaran tersebut yakni  "Kilau DMD Ratu Casting"di MNC TV,  "Obsesi" di GTV, "Fokus" di Indosiar,  "Sejadah" di SCTV,  "Menyingkap Tabir" di TV One, dan "Nyata Tapi Aneh" di iNews TV. (kpai.go.id, 12/2)2020)
Bagiamana nasibnya dengan kuliner yang diberi nama dengan nama hantu? Suara.com merilis, Majlis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat menyatakan haram hukumnya memberi nama sebuah produk dengan nama neraka, setan, dan iblis. Utamanya untuk produk makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik, dan pakaian. Alasannya dilarang di dalam Islam yaitu "Manhiy 'Anhu". (29 Sep 2019)
Terlepas dari teguran dan larangan di atas, saya hanya ingin berbagi pengalaman bagaimana menikmati kuliner setan tersebut.
Pernah suatu ketika saya tanyakan pada anak saya, mengapa makanan tersebut diberi nama setan? Ternyata katanya, bermula dari makananan dengan tingak kepedasan tertentu dengan level tertentu. Dia pernah mencoba makan mie pedas pada sebuah warung makan.
Dalam menu ditulis, pedas tingak 1, pedas tingkat 2, dan seterusnya hingga pedas tingkat lima. Rupa-rupanya pelanggan yang makan di tempat itu tak puas dengan pedasnya. Ingin minta agar lebih bedas lagi.
Maka akhirnya timbullah mei setan. Artinya pedasnya tingkatan paling tinggi. Benar atau salahnya, namanya juga pengalamannya di warung mie itu. Dan yang bercerita itu katanya si penjual.
Begitu santernya istilah mie setan dan laku keras maka berlomba-lombalah para penjual memberi nama makanan mereka dengan nama setan dan hantu. Maksudnya agar menarik pembeli.
Seperti halnya mei setan, pentol setan, ceker setan, dan lain-lain memang tingkat kepedasannya merupakan tingkatan tertinggi yang warung atau pengelola itu miliki. Para pecinta makanan pedas pasti sangat menyukai makanan pedas di tempat itu.
Saya salah seorang yang begitu suka dengan makanan pedas. Jika tingkat setan saja mungkin belum mampu membuat kepdasan. Bayangkan, biasanya saya makan sebiji tahu goreng kadang saya isi dengan sepuluh atau lebih cabe rawit baru terasa nikmatnya. Walau huh hah jiga akhirnya. Ha ha ha...