Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Angkara Sedang Murka

1 Januari 2021   22:03 Diperbarui: 1 Januari 2021   22:13 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest Brent Hollowell | Draghi

Angkara Sedang Murka

Baru saja
Ia berjalan petantang petenteng
Di tengah pasar
Sebentar lagi gembok toko dikunci
Pasar hampir berakhir
Ia tak menyadari

Kacamata hitam besar menutup muka
Headset menggamit kepala
Seolah wartawan yang serba bisa
Tangannya menunjuk-nunjuk
Sambil berkata
Akulah penentu segalanya

Padahal orang tau
Ia sedang kelaparan
Ia sedang kehausan
Pada matanya
Pada telinganya
Apalagi perut dan semua isinya
Kekalahan demi kekalahan
Disembunyikan di balik jaket seragamnya

Tanpa alas kaki ia berlari
Entah bumi mana akan menerimanya
Lalu bumi berteriak, "Telapak kakimu najis bagiku. Aku tak ingin daging kotor itu menyentuhku."

Kehinaan apa yang telah bercampur dengan daging dan tulangnya?
Terlalu amiskah bau darahnya
Sehingga bumi begitu murka

Ada yang berkata, "Kakinya telah menginjak-injak rumput hingga akar-akarnya. Mati! Biji dan tunas dibakar habis. Ia sengaja melakukannya, karena dikira rumput tersebut akan menutup dan memasung tubuhnya."

Tb, 1 Jan 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun