Kucing Mengeong Di Bawah Kolong
Jika aku sebut satu persatu nama
Pasti masing-masing akan kecolongan
Membela diri tentunya
Sayangnya aku hanya patri dalam hati
Sambil membasuhnya manakala senja hujan datang begitu deras
Pada waktu yang bersamaan
Kucing mengeong dari bawah kolong
Ia minta makan
Padalah beberapa saat lalu ikan goreng setengah piring sudah ludes disantap
Masih tetap lapar?
Bukankah perut kemampuan daya tampungnya terbatas
Mau disimpan dimana lagi?
Kolong rumah memang bukan tempat mewah
Aku sudah tau sejak dahulu
Apabila ada kucing baru
"Area ini kekuasaanku!" Katanya sambil tak lupa meninggalkan air seni menandai kekuasaannya
Kucing lama hanya berteman dengan sesama
Sementara yang baru, meskipun selembut salju
Tetap saja dianggap akan menjadi saingan
Dan merebut kekuasaan
Berebut wibawa
Ditandai bulu yang bersih lagi tanpa noda
Dan bilik remang-remang menjadi ajang diskusi
Memperdaya dan mengebiri
"Siapa diantara kita yang jadi pemenang?" Suaranya lirih setengah berbisik
Ketika siang terik membakar
Payung-payung telah siap mengembang
Agar otak tidak mendidih
Agar keringat tidak berbau
Agar kulit tetap putih bersih
Pertanyaannya:
Aku ada dipihak yang mana?
Apakah kita dalam kelompok yang sama?
Atau komunitas yang telah kita bangun masih terjaga?
Kita bukanlah kucing
Hanya kucing yang pantas mengeong
Dan
Dari bawah kolong
TB, 30 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H