Mohon tunggu...
Arif Muhammad
Arif Muhammad Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulislah untuk keabadian

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Balada Menjelang Hari Raya, "Di-PHPin" sama THR

6 Juni 2018   21:23 Diperbarui: 7 Juni 2018   06:25 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit Image : Pixabay.com

Yang happy jelas para PNS yang kemarin sempat protes ke pemerintah karena ada rumor gaji bakal di potong buat dana pensiun. Ada pula yang protes karena dipotong untuk zakat (bagi yang muslim). Namun tetap saja sumringah dapat THR yang lebih gede karena kebijakan dari pemerintah juga di tahun ini. 

Seperti yang sudah diketahui bahwa seperempat APBN (2017) habis buat gaji mereka. Itu untuk APBN pusat, belum yang di daerah-daerah yang konon sampai 50% alias setengahnya dari APBD hanya untuk menggaji para PNS, yang kadang masih saja cemberut ketika melayani masyarakat. 

Pastinya para PNS ini dapat THR, yang besarannya sesuai dengan ketentuan, yakni mencakup gaji pokok dan tunjangan-tunjangan lain. Dan tentunya lumayan buat beli baju baru sama kue lebaran. Belum lagi ada gaji ke-13 dan ke-14. Legit banget ga tuh. 

Persoalan mengenai THR di setiap tahunnya memang menimbulkan cerita tersendiri. Ternyata tidak semua orang yang bekerja bisa dapat THR. Bahkan kabarnya ada yang sudah bekerja bertahun-tahun tidak pernah dapat THR. Tentu ini suatu potret muram yang menjadi indikator negatif bahwa kesejahteraan para pekerja di negeri yang katanya PDB-nya terus naik dan calon penghuni lima besar dunia, ternyata masih butuh banyak diperhatikan.

Apalagi mengenai perubahan peraturan mengenai pemberian THR yang tadi di singggung di atas. Mereka para karyawan kontrak harus lebih jeli bila akan menandatangani kontrak kerja di suatu perusahaan, perlu dipastikan kapan kontrak kerja akan berakhir. Apakah berdekatan dengan hari raya Idul Fitri atau tidak? Bila tidak teliti nanti bisa kena PHP sama THR. Mau demo pun percuma, lha wong sudah ada aturannya.  

Tidak semua orang di negeri ini yang bahagia ketika hari raya Idul Fitri tiba. Ada pula yang mungkin malah jadi pusing karena otomatis kebutuhan meningkat. Kebutuhan sandang dan pangan bertambah. Padahal di sisi lain dia tidak menerima THR, gaji juga tidak naik-naik. Di sini kadang merasa sedih.

Di belahan lain, bagi yang menerima THR merasa bahagia dan menikmatinya sungguh-sungguh. Memanfaatkan untuk berbelanja ini itu. Membeli barang-barang baru dan makanan-makanan yang enak. Serasa menjadi orang kaya baru. Semua hendak dibeli.

Begitu hitam putih bukan?  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun