Mengenal adat istiadat suku jawa tak akan pernah cukup hanya dalam waktu 1 hari. Seperti sebuah perjalanan wisata di Museum Ullen Sentalu yang berada di daerah Kaliurang Yogyakarta. Perjalanan wisata ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam dengan ditemani oleh seorang pemandu wisata yang menjelaskan berbagai macam koleksi yang ada di dalam museum. Barang koleksi di Museum Ullen Sentalu tidak dideskripsikan melalui tulisan, melainkan dideskripsikan oleh seorang pemandu wisata. Untuk mengetahui cerita yang terdapat pada sebuah koleksi pengunjung hanya dapat memperoleh informasi dari pemandu wisata. Hal ini tentu menjadi keunikan bagi pengunjung museum karena pengunjung dapat langsung bertanya jawab dengan pemandu wisata.
Salah satu barang koleksi museum adalah batik. Batik merupakan kerajinan kain khas Indonesia yang telah mendunia. Dalam budaya jawa khususnya Yogyakarta dan Solo saja memiliki beragam motif batik. Keberagaman motif tersebut tidak semata-mata untuk memperbanyak jenis batik, tapi masing-masing batik memiliki filosofi tersendiri terutama dalam hal penggunaannya. Salah satu contohnya adalah ada batik yang bermotif hewan laut seperti udang, dalam hal penggunaannya batik ini dapat dipakai dalam kegiatan sehari-hari.
Ada batik yang memiliki motif lingkaran polos, yang memiliki filosofi suci bersih tanpa noda yang penggunaannya dimaksudkan untuk menutupi jasad orang yang telah meninggal. Diharapkan setelah kepergian roh dari jasad, si mayit kembali dengan keadaan suci bersih tanpa membawa dosa. Ada pula batik yang penggunaannya hanya saat acara pernikahan, yang memiliki filosofi kebaikan dalam berumah tangga.
Selain batik, ada koleksi tulisan-tulisan indah sang putri raja. Tulisan tersebut merupakan surat-surat yang kebanyakan ditulis oleh putri raja dari luar negeri dan dikirim kepada kerabat yang berada di Indonesia. Tulisan dan bahasa yang tertulis sangat indah dan penuh makna. Namun sayangnya para pengunjung tidak diperbolehkan untuk mengambil gambar selama perjalanan di dalam museum.
Bukan hanya barang-barang koleksi yang mengisahkan peninggalan raja-raja terdahulu, tetapi ada juga lukisan yang menggambarkan adat keseninan suku jawa. Beberapa tarian yang bukan hanya terkenal di Indonesia tetapi juga pernah di tarikan di luar negeri. Alat musik khas jawa yang sudah berumur lebih dari 70 tahun pun ada di dalam museum.
Selain itu, terdapat beberapa patung dewa-dewi dan arca di sudut museum. Masing-masing patung memiliki filosofi tersendiri, salah satunya adalah patung Ganesha. Sang pemandu menceritakan filosofi yang ada pada patung Ganesha. Patung Ganesha adalah simbol dari ilmu pengetahuan. Patung tersebut berbentuk gajah dan ia dikatakan sebagai simbol ilmu pengetahuan karena menurut kepercayaan terdahulu Ganesha menyerap ilmu melalui belalainya, namun karena ilmu yang diserap terlalu banyak maka otaknya tak mampu lagi menampung hingga akhirnya ilmu tersebut turun ke perut yang membuat perutnya menjadi buncit.
Dari perjalanan selama kurang lebih 1 jam, banyak hal menarik yang didapatkan. Perjalanan singkat namun sangat menarik. Saya pun menyadari, hanya satu adat budaya itu saja sudah sangat mengesankan, padahal masih banyak adat budaya lainnya dari berbagai suku yang ada di Indonesia. Masing-masing daerah memiliki kekhasan adat budayanya. Masing-masing daerah memegang dan melestarikan adat budayanya. Berbagai macam bahasa menghiasi Indonesia yang tak akan habis.
Satu hal yang harus menjadi perhatian kita sebagai para pewaris sejarah, teruslah melestarikan adat budaya Indonesia. Melestarikan tak selalu berarti mempercayai terutama hal mistis yang bertentangan dengan agama, tapi melestarikan adat budaya Indonesia berarti menjaga Identitas asli kita, menjaga eksistensi Indonesia di kancah dunia. Saat kita mengenalkan Indonesia di mata dunia, inilah yang kita miliki, inilah yang menjadikan kita berbeda dengan negara lain, inilah adat budaya yang kita miliki dari Sabang sampai merauke, inilah kekayaan kita, dan inilah perbedaan kita yang menjadikan kita Indonesia dalam sebuah semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda namun tetap satu jua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H