“Lagi sibuk apa Rif? Ada yang bisa tak bantuin gak? Bingung ni gak ada yang dikerjain”, Tanya seorang teman yang kebetulan sedang menunggu panggilan kerja.
“Kalau aku lagi gak sibuk Dit. Coba deh kamu nulis-nulis gitu, lumayan lah buat ngisi waktu. Banyak juga manfaatnya, setidaknya dari yang aku baca sih”
“Hmm, nulis ya? Yang lain lah. Yang bisa dikerjain gitu”
Dan kemudian terpikir akan satu hal
Apakah iya menulis itu seperti tidak melakukan apa-apa? Apa iya menulis itu berbeda dengan melakukan aksi yang nyata?
Jika yang dimaksud menulis itu selalu sama dengan berteori dalam arti sempit, ada benarnya juga anggapan-anggapan yang dikemukakan. Namun, ketika menulis jauh lebih luas dari sekeder berteori, tentu saja menulis berbeda dengan tidak melakukan apa-apa. Bahkan menulis pun dapat dikategorikan ke dalam melakukan aksi yang nyata.
Memang terdapat tipe ataupun jenis tulisan yang hanya berisi teori-teori dan tidak berkorelasi langsung dengan kehidupan bermasyarakat. Banyak diantaranya yang tidak menyentuh aspek-aspek kehidupan masyarakat. Banyak diantaranya yang tidak berkaitan dengan masalah sosial kemasyarakatan, agama, politik, pedidikan, dan masalah-masalah yang biasanya urgen untuk dicari solusinya. Teori-teori yang yang tidak berkaitan atau mungkin berkaitan tetapi tidak menyentuh masalah secara langsung kebanyakan hanya dianggap omong kosong.
Bahkan ketika tulisan hanya berisi teori, tidak seharusnya memberikan judge yang begitu gampangnya bahwa menulis itu sama dengan tidak melakukan apa-apa. Teori merupakan hasil suatu penelitian, hasil pengamatan terhadap suatu permasalahan yang terjadi. Dari permasalahan yang diteliti, dicermati dan mungkin juga direnungkan, muncullah suatu teori. Kalaupun terdapat teori yang mungkin terkesan tidak berguna dalam suatu masalah dan suatu waktu, pasti teori itu dapat berguna di dimensi waktu dan masalah yang berbeda.
Generasi Pembelajar dan Pembaca
Hanya generasi yang tidak mau belajar dan membaca yang menganggap menulis tidak sama dengan melakukan aksi yang nyata. Bagi generasi pembelajar, terdapat suatu kesadaran bahwa setiap orang memiliki peran yang berbeda-beda di dalam kehidupan. Terdapat orang yang memang dibekali tenaga yang berlebih, ada orang yang dibekali kemampuan intelektual yang lebih, tidak sedikit juga yang memiliki kebesaran hati yang lebih baik. Kesadaran akan peran masing menjadikan pembelajar mampu mengambil pelajaran dari setiap orang yang bahkan berbeda peran dengannya. Alih-alih menjudge seorang penulis dengan sebutan tidak melakukan apa-apa, dia malah mempelajari teori yang tertulis dan menerapkannya sesuai dengan peran dan kemampuannya. Pembelajar akan dapat mentransformasikan ilmu dan teori yang tertulis menjadi bahan untuk penyelesaian masalah dalam lingkup yang lebih luas.
Konseptor-teknisi
Yang sudah menjadi kebenaran umum, melakukan aksi nyata adalah langsung bersosialisasi dengan masyarakat, memberikan bantuan berupa barang kapada masyarakat, dan juga memberikan pengajaran kepada masyarakat. Di luar itu semua, maka dianggap tidak melakukan apa-apa.
Penulis (berteori) adalah seorang konseptor, sementara yang mendesiminasikan hasil teorinya adalah seorang teknisi, walaupun tidak jarang seorang penulis (pembuat teori) juga merupakan desiminator teori-teorinya sendiri. Teori dapat dikatakan sebagai dasar suatu tindakan. Dalam kasus ini, tidaklah pantas menyebut sumber ide dari berlangsungnya aksi nyata sebagai orang yang tidak melakukan apa-apa. Dan kembali lagi menyangkut peran, menulis tidaklah sama dengan tidak melakukan apa-apa. Di lihat dari perannya, menulis juga berperan dalam berlangsungnya aksi nyata dalam bentuk yang lain.
Walaupun terdapat beraneka macam tipe dan jenis tulisan, pada umumnya tulisan yang baik dapat menggerakkan gagasan pembaca. Tulisan dapat menggerakkan orang lain untuk melakukan aktivitas atau kegiatan seperti yang berada pada tulisan. Tulisan dapat mencerahkan dan menciptakan perubahan-perubahan.
Menulis adalah menggerakkan, dan segala yang menggerakkan adalah sama dengan melakukan aksi yang nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H