Gerombolan hujan menembus kulit kesepian.
Segar tergenang anarkisnya belaian.
Lalu mengalir menghanyutkan kenangan.
Hujan dan semua kebasahan.
Tapi hanya pipi yang kebanjiran.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!