Mohon tunggu...
Arif Meftah Hidayat
Arif Meftah Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Buruh Pabrik

Dengan atau tanpa saya menulis, dunia juga tidak akan berubah

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pertama Kali Melihat Kucing Melahirkan

3 Januari 2022   23:51 Diperbarui: 3 Januari 2022   23:59 1742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Malam minggu dan masih sekitar pukul 7 malam, Nggruk-nggruk sudah tiga kali bertarung dengan si John sejak dua jam terakhir. Bertarung yang benar-benar bertarung. Saling menggigit, mencakar, dan merontokkan bulu satu sama lain. Sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Biasanya mereka hanya saling bekejaran, menjatuhkan, dan kontak fisik yang hanya ke arah main-main.

Nggruk-nggruk adalah kucing domestik betina yang sedang hamil. Bukan kucingku tetapi sering di depan ruma dan sesekali masuk rumah untuk minta makan atau sebentar bermageran. Si John adalah kucing jantan peranakan mungkin anggora atau Persia dengan domestik. Masih berumur 7 bulan (kata yang punya).

Jam 9 malam. Biasanya setelah diberi makan dia akan pergi atau sekadar rebahan di lantai barang sebentar. Kali ini beda. Nggruk-nggruk masih mendekat dan menempelkan tubuhnya ke kakiku. Semacam masih ada kegelisahan yang menggelanyut di pikiran dan hatinya.  

Mulutnya hanya terbuka, seolah mau mengeong tetapi tidak ada suara yang keluar. Ya, memang dia tidak bisa mengeong. Kalau mengeong hanya mulutnya yang bergerak tetapi tidak ada suara yang keluar. Itu juga yang menjadi dasar kenapa kusebut nggruk-nggruk.

"Sebelum melahirkan, kucing mungkin akan merasakan sakit yang luar biasa, dia akan mendekati pemiliknya agar dibelai untuk mengurangi rasa sakit yang dideritanya", ya begitu informasi dari google tentang kucing yang akan melahirkan.

Karena kasihan, kubelai-belai saja perut dan kepalanya. Dan benar, ia sedikit lebih tenang dibandingkan sebelum dibelai. Mulutnya tidak lagi terbuka-buka untuk mengeong. Ada perasaan lega karena setidaknya bisa sedikit menenangkan seekor kucing yang entah sedang kesakitan ataupun sedang merasa tegang.

Dan sebuah kardus disiapkan untuk prosesi kelahiran bayi kucing. Sekadar disiapkan karena memang kami juga tidak tahu harus berbuat apa. Sekedar disiapkan karena di internet juga menginformasikan demikian. Cukup siapkan kardus dan alas, lalu biarkan induk kucing melahirkan dengan tenang di tengah kesendiriannya.

Dan memang kamudian kami tinggalkan. Kami tinggalkan dengan kardus di ruang tamu dengan harapan besok pagi saat kami bangun sang induk kucing telah melahirkan anak-anaknya.

Karena penasaran, akhirnya tidak jadi kami tinggalkan. Kami tungguin proses kelahirannya. Lima belas menit, setengah jam, belum ada progress yang berarti kecuali keluar sedikit air kemerahan dari perutnya. Nggruk-nggruk kembali menjulur-julurkan lidahnya dan tampak kesakitan.

Seperti pada kasus seblumnya, kubelai-belai lagi kepala dan punggunya. Dan boom, seekor bayi kucing keluar dari perutnya bersamaan dengan dia yang berjalan. Ya, seperti dia melahirkan sambil berjalan. Sesuatu yang tidak pernah kami lihat sebelumnya.

Seekor anak kucing yang tidak bergerak. Glowing tertutup oleh air ketuban. Dan anak kucing baru bergerak setelah air yang melingkupi tubuhnya dijilati oleh induknya. Seekor bayi kucing betina berwarna oren.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun