Mohon tunggu...
Arif Rahman
Arif Rahman Mohon Tunggu... -

hanya menyampaikan uneg2

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilgub Jatim Tanpa Pak Bambang Tidak Menarik

26 Agustus 2013   23:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:46 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pilgub Jatim yang sebentar lagi akan berlangsung, menarik untuk dicermati. Dari yang penulis baca pasangan yang diprediksi akan unggul sampai detik ini adalah pasangan Karsa dan Berkah. Jawa Timur yang dikenal dengan basis NU nya menjadi salah satu jawaban dari terpilihnya diantara kedua pasangan tersebut. Ada juga yang berpendapat bahwa pada Pilgub sebelumnya suara dari Ibu Khofifah dan Pak Karwo hanya berbeda tipis, bahkan ada kecenderungan kecurangan dari prosesnya, sehingga Ibu Khofifah terjegal langkahnya menuju Jatim 1.

Sampai disitu rasanya Pilgub Jatim ini masih "biasa-biasa saja", karena disatu sisi incumbent kebanyakan berpeluang besar untuk terpilih kembali, ini kan hal yang biasa terjadi ditambah wakilnya adalah sosok NU yang dikenal. Di sisi lainnya Bu Khofifah yang namanya sudah dikenal bahkan sampai seluruh nusantara karena beliau pernah menjadi menteri, selain itu juga beliau dikenal sebagai "wanita nya NU".

Entah kenapa yang membuat Pilgub Jatim ini menjadi luar biasa itu justru munculnya sosok Pak Bambang yang didukung penuh oleh PDIP. Mantan duetnya Bu Risma ini sekarang menjadi kuda hitam seperti mbak Rieke Diyah Pitaloka yang hampir sukses di Jabar, seperti Bang Effendi Simbolon yang juga hampir sukses di Sumut. Tren kenaikan PDIP sebagai partai nya wong cilik, partai yang sangat jelas warnanya ini tak dapat dipungkiri menjadi salah satu terjadinya fenomena tersebut. Meroketnya nama Pak Jokowi  berbanding lurus dengan partainya.

Jika berkaca pada Pilgub Sumut, disitu cuma ada 2 pasangan yang diyakini memperoleh suara terbanyak dari 5 pasangan yang ada, yaitu Pak Gatot, dan Pak Gus Irawan, sedangkan PDIP kala itu belum mengeluarkan dukungannya kepada siapa. Sampai keluarnya nama Pak Effendi dari PDIP dengan waktu start kampanye yang relatif singkat dibanding calon lainnya justru hasilnya malah mengagetkan, Pak Effendi berada di urutan kedua suara terbanyak. Yang perlu digaris bawahi disini adalah orang Sumut tidak sedikit yang masih memandang Suku dan agama calonnya, dalam hal ini Pak Effendi itu non muslim, dan Sumut mayoritas muslim, namun memperoleh posisi suara kedua terbanyak, cukup ajaib.

Begitu juga dengan Pilgub Jatim saat ini, fenomena kuda hitam dari PDIP akan terjadi lagi, namun apakah hasilnya nanti akan sukses atau hampir sukses seperti Jabar dan Sumut sebelumnya? pilihan itu ada di warga Jatim, selamat memilih calon yang baik hatinya dan cerdas kerjanya..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun