Mohon tunggu...
Arif Margono
Arif Margono Mohon Tunggu... -

Alumni Teknik Industri ITS @08IE. Agropreneur Muda @IBD45 Let's Make Every Moment Count!

Selanjutnya

Tutup

Nature

BCL Membantu Mereduksi Emisi Karbon

7 Mei 2010   10:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:21 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BCL disini bukan merupakan nama singkatan dari penyanyi Bunga Cinta Lestari. Tetapi BCL disini adalah kepanjangan dari Bakti Cinta Lingkungan. Bakti Cinta Lingkungan adalah salah satu bentuk kegiatan cinta lingkungan yang berbentuk kegiatan penghijauan yang diselenggarakan oleh BEM ITS bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Teknik Material ITS. Kegiatan ini diselenggarakan pada hari selasa 16 Maret 2010 yang bertepatan dengan hari libur Nyepi. Kegiatan ini diikuti oleh hampir seluruh elemen Keluarga Mahasiswa ITS dan UKM Siklus. Jumlah pohon yang ditanam dari kegiatan ini adalah 200 pohon. Pohon-pohon itu merupakan sumbangan dari BP DAS Brantas Surabaya. ''Kali ini yang kami tanam adalah pohon nyamplung dan mindi'' ujar Anggoro Hari Sulistiawan, Mentri Departemen Sosial Masyarakat BEM ITS. Anggoro yang juga merupakan mahasiswa Teknik Kimia mengatakan bahwa selain bermanfaat untuk penghijauan pohon nyamplung juga dapat digunakan sebagai sumber penghasil energi biosolar.

Ada dua area yang menjadi sasaran penanaman pohon dari kegiatan BCL ini yaitu area sekitar Fakultas Teknologi Kelautan dan area sekitar Fakultas Teknologi Industri. Kedua area tersebut dipilih karena beberapa bangunan di kedua fakultas tersebut masih baru dan belum ada tanamannya sehingga otomatis daerahnya terkesan panas dan gersang. Dengan adanya kegiatan penghijauan ini diharapkan mampu mengurangi kesan panas dan gersang sehingga proses belajar menjadi lebih menyenangkan. Selain itu, alasan lain yang membuat kedua area fakultas ini dipilih adalah karena jumlah mahasiswanya yang cukup banyak dan hampir seluruhnya menggunakan kendaraan bermotor untuk kekampus sehingga dibutuhkan pohon-pohon yang dapat menyerap polusi udara yang dihasilkan oleh emisi kendaraan bermotor tersebut. Kegiatan BCL ini sebenarnya merupakan salah satu rangkaian kegiatan kampanye dari Divisi Surabaya 350 Departemen Sosial Masyarakat BEM ITS. Divisi Surabaya 350 adalah divisi yang fokus terhadap kampanye lingkungan yang bertujuan untuk menurunkan kandungan CO2 di atmosfer pada titik 350 ppm yang merupakan batas ambang maksimum yang aman bagi umat manusia. Anggoro Hari Sulistiawan, Menteri Departemen Sosial Masyarakat BEM ITS mengungkap bahwa ada dua cara untuk mengatasi global warming, yaitu mitigasi dan adaptasi. “Saat ini kami belum melakukan mitigasi, seperti beralih dari sepeda motor ke sepeda kayuh,” ujar Anggoro yang juga menuturkan kegiatan Surabaya 350 yang masih dalam tahap adaptasi. Contohnya, dengan menanam pohon. Saat pelaksanaan kegiatan BCL, ada beberapa hal mengejutkan yang ditemuai oleh peserta. “ Kami sempat bertemu dengan ular saat menanam pohon” Ungkap Mega, mahasiswi Statistika ITS. Walaupun demikian semangat peserta tidak luntur. “Kami memang sudah memperkirakan ini, karena lingkungan ITS memang masih terkenal cukup liar, jadi kami tidak terlalu kaget saat bertemu ular” tambah Mega. ITS selama ini memang juga dikenal sebagai area konservasi burung karena lingkungannya yang memamang masih cukup alami. Dan kegiatan BCL ini juga bertujuan untuk mendukung keberlangsungan ITS sebagai area konservasi burung dengan menambah jumlah populasi pohon yang dapat digunakan untuk sarang burung.
Seusai menanam pohon, seluruh peserta yang sebelumnya terpencar di dua area penanaman pohon kembali bergabung di halaman Teknik Material dan Metalurgi. Semuanya tampak senang dan lega karena telah berhasil membantu melaksanakan penghijauan. Pemotongan tumpeng pun menjadi penutup manis acara ini. Presiden BEM ITS, Muhammad Ersyad yang sebelumnya membuka secara simbolik penanaman bersama Ketua Siklus dan ketua himpunan Teknik Material dan Metalurgi, kembali mendapat kehormatan dalam pemotongan tumpeng. Dan selanjutnya seluruh peserta makan siang bersama-sama untuk mengisi ulang energi yang telah terkuras saat menanam pohon.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun