"Bukan makhluk terkuat atau terpintar yang mampu bertahan, melainkan mereka yang paling bisa beradaptasi dengan perubahan"
Charles Darwin.
Sebuah bangsa harus senantiasa berada pada kemajuan pradaban, setiap pradaban hendaknya lahir pada setiap generasi, dan setiap generasi harus mampu memikul beratnya tanggung jawab kemajuan bangsanya.
2023 adalah tahun dimana Indonesia berusia 78 tahun, tepat pada 17 agustus 2023 bangsa Indonesia bertambah usianya 78 tahun. Bukan usia yang muda dan remaja namun adalah usia yang cukup matang bagi negara Indonesia hidup sebagai sebuah bangsa. Bertambahnya usia Indonesia menjadi pengingat kita semua untuk membaca sejarah panjang negara Indonesia tercinta, namun tidak cukup dengan membaca tetapi harus diiringi pertanyaan, bahwa sudah sejauh mana bangsa kita hidup dan senantiasa bertahan pada perubahan zaman. Jelas saya sangat tertarik dengan kutipan Charles Darwin diatas bahwa bukan kepintaran atau kuatnya yang membuat kita bertahan, namun bagaimana cara kita beradaptasi.
Adaptasi sebuah bangsa tentu saja lahir dari generasi yang cerdas dan memiliki inovasi serta ide dalam membangun pradaban sebuah bangsa. Di saat usia bangsa Indonesia mencapai 78 tahun tentu pertanyaan terbesar adalah sejauh mana kita sudah mencapai kemajuan bagi negara Indonesia ini, dalam menjawab kemajuan indonesia kita tentu akan meninjau berbagai aspek seperti; teknologi, ekonomi, politik, pendidikan, kebudayaan dan lain sebagainya. Namun dalam kemajuan beberapa aspek tersebut yang perlu kita tinjau terlebih dahulu tentu adalah aspek pendidikan, sejauh mana pendidikan kita siap dalam memegang tanggung jawab melahirkan generasi yang nantinya membentuk manusia-manusia yang mempunyai kemampuan kuat dalam membangun bangsa ini dari sisi politik, ekonomi, teknologi dan lain sebagainya.
Pendidikan Indonesia hari ini sedang menuju transformasi dalam membentuk manusia agar mampu memiliki karakter, serta keahlian yang unggul pada setiap potensi masing-masing  individu. Maka dalam tujuan tersebuat Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang dipimpin oleh Bapak Nadim Makarim menggagas semarak merdeka belajar melauli kurikulum merdeka. Dalam menjalankan racangan kurikulum merdeka setidaknya ada tiga indikator keberhasilan merdeka belajar diantaranya adalah; partisipasi siswa dalam pendidikan Indonesia yang merata, pembelajaran yang efektif dan tidak adanya ketertinggalan anak didik. Dalam mewujudkan ketiga indikator tersebut maka bangsa Indonesia yang mana adalah kita hendaklah bergerak bersama semarakkan merdeka belajar.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Dengan kurikulium ini guru diberikan ruang untuk mampu mengoptimalkan agar para peserta didik mengembangkan bakat mereka masing-masing. Setiap anak memang memiliki kopetensi yang berbeda-beda, setiap anak memiliki kemampuan dan minat yang masing-masing unik untuk tumbuh dan berkembang maka disinilah peran guru untuk dapat mengoptimalkan bahkan mendorong agar masing-masing bakat setiap anak tumbuh dan berkembang agar dapat melahirkan sebuah karya sesuai minat mereka.
Kalau kata Albert Einstein: Semua orang jenius. Tapi jika Anda menilai seekor ikan dari kemampuannya memanjat pohon, ia akan menjalani hidupnya dengan percaya bahwa itu bodoh. Kutipan sang fisikawan ini adalah benar adanya, kita melihat potensi setiap manusia itu sangat bervariasi dan beragam bahkan sejak mereka kecil, setiap anak memiliki keunikan tersendiri terhadap kecerdasannya maka tugas pendidikan seharusnya mampu menggali, menunjukan, menumbuhkan, dan mengembangkan kecerdasan anak tersebut bahkan sejak usia dini.
Usia dini adalah usia dimana manusia mengalami fase pengenalan. Seorang anak sejak usia dini haruslah mampu mengenali dirinya, mengenali minatnya, dan mengenali bakatnya. Anak-anak tidak boleh tumbuh menjadi anak-anak pemalu terhadap minatnya pada pendidikan, anak-anak yang tidak percaya diri tentang bakatnya, anak-anak yang merasa kecil terhadap karyanya. Anak-anak kita harus berani, mampu dan memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan dirinya sebagai individu yang unggul maka pendidikan berperan besar terhadap proses pertumbuhan anak-anak dalam sistem pendidikan kita hari ini. Sebab itu kurikulum merdeka dalam menghidupkan semarak merdeka belajar harus bisa memberikan gebrakan pada setiap praktik baik dalam merdeka belajar.
Dalam proses pendidkan, anak-anak kita harus mampu terampil dalam berkarya, terbiasa dalam mencipta, harus memandang pendidikan adalah sebuah proses penting dalam pertumbuhan mereka dan semua itu harus dibiasakan sejak usia dini, sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar, anak-anak kita harus siap dalam pembiasaan itu yang dengan demikian barulah kita mampu menghasilkan generasi yang unggul yang siap memangku kemajuan pradaban yang terus bisa beradaptasi pada setiap perubahan zaman.
Dengan konsep kurikulum merdeka yang mengedepankan setiap pembelajaran mampu diaplikasikan melalui praktik baik merdeka belajar pertumbuhan anak-anak Indonesia sejak usia dini akan berkembang pesat dengan ruang belajar yang diberikan kepada setiap anak memiliki kebebasan dalam mengembangkan potensinya, sebab mereka tidak hanya memahami teori, mereka juga dituntut untuk mampu menghasilkan praktik pada setiap pembelajaran, mereka didorong untuk terbiasa bertindak dari setiap kebutuhan pembelajaran sehingga mereka tumbuh sebagai generasi yang tidak hanya cerdas namun kreatif untuk melakukan inovasi besar, menghasikan karya yang dimana itu akan dibutuhkan oleh pertumbuhan pradaban bangsa Indonesia dikemudian harinya.