Mohon tunggu...
Arif lukman
Arif lukman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Kudus

Pencoba

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebiadaban Peradaban: Sebuah Pertunjukan Kebudayaan yang Menggairahkan Pikiran

9 November 2023   14:33 Diperbarui: 9 November 2023   14:43 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi sambatan roso. Dok pribadi

Sambatan Roso menggelar diskusi kebudayaan pada 6 November 2023 dengan tema "Kebiadaban Peradaban" yang dihadiri oleh Sujiwo Tedjo, Habib Anies dan Kyai jalil. Diskusi kebudayaan kali ini berhasil menggairahkan pikiran peserta diskusi untuk kembali merenungi seputar asal usul daerah dan semangat kebangsaan. Berbagai pernyataan aneh menggelitik dilemparkan para narasumber yang menggegerkan audiens. 

Kapal Nabi Nuh dipercaya dibuat di Jepara dengan menggunakan kayu jati. Pernyataan ini sontak membuat para peserta tertawa dan heran dengan pernyataan tersebut. Jepara juga terkenal dengan kepemimpinan perempuan hebat yang mahsyur. 

Jepara berhasil melahirkan pemimpin-pemimpin perempuan hebat seperti ratu Shima, ratu Kalinyamat dan R.A Kartini dengan berbagai macam karakter kepemimpinan. Ratu Shima terkenal dengan penegakan hukum yang ketat sehingga bisa membawa kemakmuran bagi negerinya dulu. Penegakan hukum di zaman Ratu Shima dibuktikan dengan eksekusi hukuman terhadap anaknya yang menendang barang milik orang lain yang tergeletak di jalan. 

Ratu Kalinyamat terkenal dengan semangat juangnya ketika mengadakan perlawanan melawan Portugis. Raden Ajeng Kartini terkenal dengan semangat emansipatoris menggebu-gebu yang ingin menaikan derajat perempuan. Warga Jepara tinggal memilih mengikuti karakteristik pemimpin seperti apa  yang cocok untuk zaman sekarang. 

Diskusi kali ini juga mempertanyakan posisi rasa dalam peradaban. Kita tahu bahwa Jawa lebih mementingkan rasa daripada yang lain, sedangkan peradaban hari-hari ini lebih mementingkan hal-hal materialistik daripada rasa itu sendiri. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat Jawa dalam mengintegrasikan rasa pada peradaban masa kini. Integrasi peradaban Jawa dengan peradaban dunia sangat penting untuk merelevankan Jawa agar tak tertinggal dengan lainnya dan memberi sumbangsih terhadap perkembangan peradaban dunia yang dirasa kering akan hal-hal yang bersinggungan kedalaman rasa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun