Mohon tunggu...
Arif lukman
Arif lukman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Kudus

Pencoba

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kaesang dan Buyarnya Harapan Pemilih Kritis Pada PSI

29 September 2023   13:19 Diperbarui: 29 September 2023   16:01 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Partai Solidaritas Indonesia(PSI) resmi mengangkat Kaesang Pangarep menjadi ketua umum partai berlambang mawar dalam acara KOPDARNAS beberapa hari yang lalu. 

Padahal, Kaesang baru menjadi anggota partai beberapa hari sebelum KOPDARNAS dan langsung menjadi ketua umum. Ini membuat banyak orang geleng-geleng kepala seakan tak percaya bahwa PSI membuat keputusan yang membuat kecewa beberapa pihak. Pengkaderan partai menjadi pertanyaan besar kepada PSI, mengapa orang yang baru beberapa hari menjadi anggota partai langsung diangkat menjadi ketua umum? 

Pengangkatan Kaesang menjadi ketua umum PSI seakan-akan menjadi tanda gagalnya sistem pengkaderan ditubuh partai berlambang mawar ini. Kita semua tahu bahwa Kaesang merupakan Anak Presiden Jokowi, lalu kita bertanya pada partai yang berdiri sejak 2014 ini apakah gagal dalam proses Pengkaderan Sehingga mengangkat putra Presiden aktif sebagai ketua umum? Pertanyaan ini amat fundamental mengingat partai ini bisa dibilang masih baru dan kita sebagai pemilih harus mempertanyakan perbedaan PSI dengan partai lama itu apa untuk sekarang? Mengingat semangat anak muda yang notabene menjadi semangat PSI juga tiba-tiba hilang dengan pengangkatan anak Presiden aktif yang kebetulan masih muda.

Sumber: psi.id
Sumber: psi.id

Runtutan keanehan partai mawar ini terjadi mulai dari pengangkatan Giring Ganesha menjadi ketua umum, Giring dideklarasikan menjadi bakal capres PSI hingga PSI sebagai partai politik nasional hanya mengkritisi kepemimpinan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta saja tanpa memperdulikan kepemimpinan daerah yang lain. Hal ini bisa menjadi tanda bahwa PSI gagal menjadi pembaharu dalam perpolitikan nasional dan jargon-jargon tentang pembaharuan partai politik hanya sekadar jargon semata. Ide tentang pengembalian marwah partai politik yang digagas PSI nampaknya harus kita pertanyakan kembali, apakah mampu PSI mengembalikan marwah partai politik ke tempat yang terhormat dengan sederet fakta yang mengecewakan? 

"Jokowi adalah kita, maka ketua kita harus anaknya Jokowi" Mungkin itu ucapan partai anak muda yang katanya progresif. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun