Mahasiswa IAIN Kudus, pasti pernah mendengar warung mbah Sun. Apalagi mahasiswa berdompet tipis yang kalau makan mahal langsung mengkis-mengkis, pasti sedikit banyak merupakan pelanggan setia warung mbah Sun. Warung makan yang letaknya masuk ke gang dan harus melewati persawahan tebu tersebut sukses mengisi ruang lambung dengan penuh.
Saya agak bingung menjelaskan posisi persis dari warung makan mbah Sun karena tempatnya masuk ke gang tak beraspal dan disitu masih banyak area persawahan yang ditanami tebu. Jelasnya, warung makan mbah Sun letaknya sebelah pondok pesantren darul khasanah dan berada dibelakang Joglo Maqha. Harga murah dan porsi yang tak masuk akal menjadi daya tarik warung ini, cukup membayar 4000 rupiah saja kita bisa menikmati berbagai pilihan menu seperti nasi rames, lodeh, pecel dan bening dengan porsi yang luar biasa banyak.
Porsi kuli menjadi daya tarik bagi mahasiswa karena jika sarapan di warung mbah Sun, sudah bisa dipastikan akan tetap kenyang hingga sore hari. Pesan setengah porsi saja sama dengan satu porsi di warung lain. Saya biasanya pesan nasi lodeh, es teh tawar, gorengan dua dan satu kerupuk cukup membayar 8000 saja dan itu membuat lambung saya terjaga sampai sore hari. Makan di warung mbah Sun sama dengan menjaga ketahanan lambung dan melindungi dompet mahasiswa kegersangan.
Sarapan di warung mbah Sun  sebelum kuliah bisa menjadi suplemen daya tahan mahasiswa untuk menangkal maag saat perkuliahan, melindungi mahasiswa dari dosen killer dan pertahanan kuat ditengah gempuran tugas kuliah yang melelahkan serta memperpanjang nafas kehidupan anak rantau yang diberi uang saku pas-pasan dari orangtua.
Warung makan Mbah Sun menjadi saksi bisu perjuangan mahasiswa IAIN Kudus dalam mencari ilmu di negeri kretek. Jadi jika ada tokoh besar Indonesia yang lahir dari IAIN Kudus dan bercerita tentang warung mbah Sun, itu tidak membuat saya kaget. Sebab saya sendirilah saksi dan pelaku bagaimana warung mbah Sun menolong mahasiswa IAIN Kudus dengan menjual makanan berharga murah, berporsi kuli dan rasa yang enak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H