Mohon tunggu...
Arif L Hakim
Arif L Hakim Mohon Tunggu... Konsultan - digital media dan manusia

digital media dan manusia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Inspirasi di Negeri Serba Ada

23 Desember 2015   13:41 Diperbarui: 23 Desember 2015   14:00 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Aktivitas di sebuah pasar di Jogja (dok. pribadi)"][/caption]

Pasar. Kata ini sering berkaitan dengan perkara ekonomi. Bertemunya antara penjual dan pembeli, demikian secara sederhana ilmu ekonomi biasa mendefinisikan pasar.

Di Indonesia, pasar lebih diidentikkan dengan sebuah tempat di mana penjual dan pembeli bertemu. Kemudian yang sering menjadi visualisasi dalam pikiran kita saat membahas pasar adalah tumpukan barang yang dijual, warna-warni sayuran, buah-buahan, dan bermacam barang dagangan, pembeli yang berlalu-lalang, serta berbagai sudut yang menggambarkan hiruk pikuk transaksi antara penjual dan pembeli. 

Tetapi lebih dari itu, pada kenyataannya masyarakat yang bertemu di pasar tidak hanya melakukan berbagai transaksi. Pasar adalah salah satu wadah yang digunakan masyarakat untuk berinteraksi. Interaksi yang terbentuk pun beraneka rupa, seperti berbagai warna yang terlihat di pasar. Maka ketika ke pasar, kecenderungannya bukan hanya mencari tempat yang memiliki kelengkapan barang dan atau jasa yang dibutuhkan semata, tetapi juga mencari wadah interaksi yang serba tersedia.

Di Jogja, pasar telah ada sebelum Kerajaan Mataram Islam memiliki istana. Sebagai penggerak perekonomian, pasar digunakan sebagai ruang untuk bersosialisasi, bahkan menjadi saksi dinamika sosial dan budaya yang terjadi. Kita bisa saksikan di beberapa titik di Jogja bermacam pasar yang masih memegang aturan hari pasaran sebagai hari puncak transaksi. Di Jogja pula aktivitas menjaga pasar yang tercatat sebagai bangunan cagar budaya masih tersedia. (Salah satu tulisan tentang pasar tertua di Jogja silahkan klik Berkelana di Pasar Tertua Jogja)

[caption caption="Pasar Legi Kotagede, salah satu pasar tertua yang ada di Jogja (dok. pribadi)"]

[/caption]Jogja yang identik sebagai daerah pendidikan sangat menarik ketika dikaitkan dengan interaksi yang terjadi di pasarnya. Keberadaan dan hubungan antara sekolah sebagai wakil dari wajah pendidikan dan pasar yang merupakan wadah aktivitas ekonomi adalah pemandangan yang kaya dengan berbagai cerita di belakangnya.

Dua hal yang sama-sama menjadi prasarana publik ini begitu menarik untuk diperhatikan. Mulai dari keriuhan yang terjadi di pasar maupun di sekolah saat pagi menjelang, hingga bagaimana hubungan sosial antara siswa yang bersekolah dengan para penjual yang tidak menutup kemungkinan adalah wali dari siswa tersebut.

Interaksi unik inilah yang membuat Kelas Inspirasi Yogyakarta tergerak untuk merangkai kegiatan positif. Jika biasanya Kelas Inspirasi dilakukan di sekolah-sekolah dasar dengan beberapa kriteria, maka tahun ini Kelas Inspirasi Yogyakarta menyisipkan kriteria baru; keterkaitan sekolah dengan lingkungan pasar.

Melalui tema ‘Kelas Inspirasi di negeri serba ada’, Kelas Inspirasi Yogyakarta mengajak Anda semua, segenap profesional dari berbagai lapisan untuk bersama-sama melihat, merasakan, dan berkontribusi langsung di sekolah-sekolah. Secara sukarela, Kelas Inspirasi Yogyakarta mengajak siapapun Anda dengan apapun profesi yang Anda geluti untuk hadir sekaligus menginspirasi secara langsung di depan anak-anak SD yang bersekolah di sekitar pasar yang tersebar di beberapa titik di Jogja. Sebagai catatan, setelah sukses selama tiga tahun berturut-turut melaksanakan hari inspirasi di 52 sekolah, pada gelaran Kelas Inspirasi Yogyakarta 6 Februari 2016 nanti akan diselenggarakan di 23 sekolah yang telah terpilih.

[caption caption="Kemeriahan relawan saat Kelas Inspirasi Yogyakarta ke-3 (dok. www.kelasinspirasiyogyakarta.org)"]

[/caption]

Apa yang mau disampaikan ke anak-anak SD? Perlu diperhatikan bahwa Anda tidak mengajar mata pelajaran seperti diajarkan guru pada umumnya. Ketika hadir di sekolah, semua relawan pengajar bisa menceritakan bagaimana menariknya profesi yang ditekuni, tentang kisah membanggakan atau bagaimana bangkit dari kesusahan dalam hidup. Warna-warni cerita tentang profesi inilah yang diharapkan mampu menyemangati anak-anak Indonesia dalam meraih mimpinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun