[caption caption="Abon dan Sambal Jambrong Unia. img: dok.AbonJambrong."][/caption]Dalam pengalaman menjadi pendamping jamaah tanah suci, ada dua pelengkap makan nasi yang sulit ditinggalkan oleh para jamaah haji maupun umrah asal Indonesia. Pertama sambal, dan yang kedua adalah Abon.
Dua makanan tersebut sangat membantu para jamaah untuk tetap menikmati kuliner khas Nusantara di tengah-tengah berbagai macam makanan yang mungkin saja sangat asing bagi lidah orang Indonesia.
Nah ketika tahu ada Abon Jambrong Unia, saya kemudian berpikir bahwa abon ini mempunyai potensi yang besar untuk mendunia. Salah satunya lewat tanah suci yang di sana berkumpul kaum muslim seluruh dunia.
Saya merasakan sendiri abon yang berasal dari ikan Jambrong ini bersama para penulis Kompasiana usai mengikuti kompasianival di Jakarta. Rasanya gurih dan mantap untuk berbagai macam makanan. Begitu juga dengan produk sambalnya.
Sedangkan untuk tingkat Asia Tenggara, peluang Abon dan Sambal Jambrong Unia ini juga sangat besar dengan masuknya tahun 2016 yang berarti sudah berlaku perdagangan bebas antar Masyarakat Ekonomi Asia Tenggara (MEA).
Di depan para penulis Kompasiana, Okto Melandana atau biasa dipanggil Mas Dana, ketika dikonfirmasi tentang keinginan ke depan usahanya ini juga mengatakan bahwa dia ingin sekali menjadi oleh-oleh khas Jakarta dan Depok.
Selain itu, dia menginginkan Abon Jambrong Unia bisa diekspor ke berbagai negara.
“Selama ini sudah ada permintaan abon jambrong dari berbagai negara, namun tentu saja saya menginginkan ekspor untuk negara-negara lain yang lebih banyak.” Tegasnya.
Ya. Ternyata hal itu sudah menjadi bagian dari cita-citanya sejak lama. Tentu saja saya sebagai saudara sebangsa dan setanah air senantiasa berdoa semoga saja apa yang dia cita-citakan menjadi kenyataan.
Dengan sebanyak banyak permintaan, berarti akan semakin banyak punya karyawan yang bisa diberdayakan. Secara tidak langsung, orang yang membeli juga memberikan lapangan pekerjaan kepada mereka yang awalnya tidak punya pekerjaan.