Suatu malam, saya mendengar dari corong masjid seorang yang berceramah dengan mangatakan bahwa orang mengucapkan silaturahmi itu berarti orang bodoh tidak punya ilmu. Karena yang benar menurutnya adalah silaturrahim.
Padahal jika kita membuka dan membaca Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), silaturahmi adalah kata yang tepat untuk pengucapan maupun penulisan dalam Bahasa Indonesia. Kecuali memang dia sedang menulis atau bicara Bahasa Arab.
Ya. Karena kata tersebut memang diserap dari Bahasa Arab. Dan ada banyak kata dari Bahasa Arab yang diserap menjadi Bahasa Indonesia dan Melayu. Sekitar dua ribu sampai tiga ribu kosakata. Dalam penyerapan tersebut ada empat hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, lafal dan arti masih sama seperti aslinya seperti ilmu, ziarah, kiamat, hikmah dan lain sebagainya.
Kedua, lafalnya berubah, namun artinya sama. Seperti lafal dari lafadz, resmi dari kata rashmiyyun. Termasuk juga silaturahmi dari kata silaturrahim.
Ketiga, lafal dan arti berubah dari kata semula. Seperti logat yang dalam Bahasa Indonesia berarti aksen atau dialek yang berasal dari kata lughoh yang artinya bahasa.
Keempat, lafalnya tetap namun artinya berubah. Contoh kalimat yang dalam Bahasa Indonesia artinya rangkaian kata-kata, namun dalam bahasa aslinya berarti kata.
Jadi intinya. Jangan mudah membodohkan orang lain. Harus banyak baca buku lagi agar tidak gegabah membodohkan...hehe...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H