Mohon tunggu...
Arif Khunaifi
Arif Khunaifi Mohon Tunggu... Administrasi - santri abadi

Manusia biasa dari bumi Indonesia .:. Ingin terus belajar agar bermanfaat bagi alam semesta... .:. IG & Twitter: @arifkhunaifi .:. Facebook: Arif Khunaifi .:.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cita-cita Gus Mus yang Belum Terlaksana

20 November 2017   09:46 Diperbarui: 21 November 2017   22:52 7027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam catatan pribadi penulis, ada beberapa azzam atau cita-cita Gus Mus -panggilan akrab KH. A. Mustofa Bisri- yang sering disampaikan pada khalayak namun sampai saat ini belum terlaksana. Namun dalam hal ini, penulis ingin menyampaikan dua hal saja.

Pertama, perihal keinginan adanya survei yang berkaitan dengan al-Qur'an dan yang ada hubungan kepada umat Islam di Indonesia. Beliau berkeyakinan jika survei ini dilaksanakan, maka permasalahan yang membelit bangsa yang mayoritas muslim ini akan mudah diselesaikan.

  • Berapa persen umat islam di Indonesia rajin membaca al-Qur'an?
  • Berapa persen dari yang membaca itu memahami kandungan makna al-Qur'an?
  • Berapa persen yang memahami maknanya itu yang mengamalkan kandungan al-Qur'an?

Dari hasil survei tersebut insya Allah kemudian bisa dijadikan acuan untuk memperbaiki bangsa ini.

Kedua, keinginan beliau yang belum terlaksanakan adalah membuat film pendek penuh makna dengan durasi lima menit saja. Contohnya sebuah film sepatu dengan menggambarkan anak orang kaya yang berlari untuk mengejar naik kereta api yang sudah siap berjalan. Namun apa daya ketika sudah bisa naik, justru sepatunya jatuh.

Melihat hal itu, ada seorang anak miskin yang sejak lama mendambakan punya sepatu baru berusaha melempar sepatu ke pintu kereta yang sudah mulai berjalan. Beberapa kali dia melakukannya sambil mengejar kereta namun tidak berhasil juga karena kereta berjalan semakin cepat, walaupun sebenarnya dari dalam kereta anak yang sepatunya jatuh itu juga sudah berusaha menangkap.

Hingga pada akhirnya, anak yang sudah di atas kereta tersebut melemparkan satu sepatu yang dia pakai keluar kereta. Ketika dia ditanya mengapa melempar sepatunya keluar? Dia menjawab agar sepatu itu bermanfaat bagi orang lain. Karena juga tidak mungkin dia hanya memakai satu sepatu.

Film itu terlihat sederhana namun penuh makna. Bagaimana dua orang anak yang sama-sama baiknya walaupun dari latar belakang yang berbeda. Ya. Jika film-film seperti ini dilihat oleh anak-anak, maka mereka juga akan termotivasi untuk menjadi anak yang berakhlak baik dan bermanfaat bagi orang lain.

Yups, dengan tulisan ini penulis berharap ada para pemuda zaman now yang tergerak hatinya untuk menjadikan azzam Gus Mus ini menjadi kenyataan. Jika survei pilkada saja bisa dengan cepatnya, mengapa survei seperti ini tidak bisa? Jika membuat vlog saja begitu maraknya, mengapa membuat film pendek penuh makna tidak bisa?

Salam Cinta Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun