Hakikat ajakan (dakwah) melalui tulisan adalah mengajak kembali para pembaca untuk berpengabdian Tuhan, menjadikan Dia sebagai tujuan dan sandaran hidup yang paling agung dalam kehidupan. Sehingga, sangatlah mulia orang-orang yang hidupnya banyak mencurahkan dakwahnya melalui tulisan. Hal ini disebabkan mereka telah membuka berjuta-juta pintu hidayah orang yang membaca tulisannya.
Sebut saja Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Syafi’i, Imam Ghazali serta ribuan atau jutaan penulis lainnya yang tulisannya selalu dibaca sampai saat ini, yang dengan tulisan itu bisa menghantar kepada kecintaan kepada Allah dan Rasulullah saw. Dan hampir semua kekasih Allah mempunyai manuskrip tulisan yang telah mampu menghantarkan para pembaca dan muridnya benar-benar menjadi orang yang penuh keimanan.
Sebagai generasi penerus Islam, cahaya dakwah itu jangan sampai tidak boleh dipadamkan. Salah satunya yaitu dengan dakwah melalui tulisan. Karena dakwah melalui tulisan telah terbukti memberikan efek signifikan daripada dakwah melalui lisan.
Ada beberapa hal yang hendaknya diperhatikan agar tulisan terus mengalir dan bermanfaat:
Kejujuran
Dengan menulis dakwah secara jujur alias penuh dengan nuansa kebenaran. Tulisan itu akan adil di mata para pembaca. Jauhi menulis dengan ambisius dan cenderung menuruti hawa nafsu. Dikarenakan para pembaca adalah orang yang paling peka terhadap tulisan kita.
Untuk lebih baiknya, lakukanlah wudlu kemudian shalat dua rakaat sebelum menulis, lalu berdoalah kepada Allah agar dibukakan pintu hidayah bagi para pembaca. Tulisan akan lebih jernih, objektif dan jauh dari kesan mendiskriditkan pihak lain apabila kita menulis setelah shalat malam.
Imam Hambali pernah bertanya kepada ayahnya, ”Ayah, lebih manakah aku shalat tahajjud atau menulis?” Ayahnya menjawab, ”Menulislah!”, jawaban itu memberi sinyal kepada kita bahwa tulisan mempunyai kemaslahatan untuk umat, sedangkan tahajjud hanya untuk diri kita sendiri.
Keikhlasan
Tulisan akan lebih bermanfaat berlimpah apabila kita meniatkannya murni dalam berpengabdian kepada Allah swt. Tidak ada yang lebih berharga di dunia dan di akhirat nantinya kecuali karya kita selalu dibaca oleh generasi muslim setelah kita. Dan tulisan yang di dasari dengan keikhlasan akan mempunyai efek yang signifikan bagi para pembaca.
Itulah amal jariah, pahala kita selalu mengalir walaupun kita telah meninggalkan dunia fana ini. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw melalui sahabat Abu Hurairah r.hu,
Ada amal baik seorang muslim yang akan tetap mengalir meskipun dia sudah meninggal dunia, yaitu ilmu yang dia ajarkan, anak yang shalih, karya yang dia wariskan atau masjid yang dia bangun, rumah yang dibangun untuk musafir, saluran irigasi yang dia buat, dan sedekah yang dia keluarkan ketika dia masih hidup dan sehat. (Hr.Ibnu Majah)
Sehingga dengan hadis di atas kita termotivasi untuk selalu menulis dan menulis, berkarya dan berkarya dengan dasar keikhlasan.
Kesabaran
Ingatlah bahwa menulis adalah tugas mulia, tetapi tanpa disertai kesabaran menjadi kurang sempurna. Sebab kesabaran adalah instrumen untuk melahirkan karya. Tanpa kesabaran kita akan banyak mengeluh karena tulisan kita tidak dimuat di media. Tanpa kesabaran kita akan mencaci komputer yang tiba-tiba errror ketika kita menulis.
Bisa jadi hari ini kita adalah penulis dengan kategori biasa-biasa saja, tetapi dengan penuh kesabaran dan penuh ketekunan, kita akan mendapat pertolongan dari Allah swt. Karena hal itu telah menjadi janji Allah, bahwa dia akan selalu menolong dan meyertai orang yang sabar. Janji Allah pastilah ditepati.
Rendah Hati
Dengan penuh ketawadlu’an, ilmu dalam bidang penulisan akan mampu kita kerjakan. Sadarlah bahwa ilmu bagaikan air, dan air hanya akan mencari tempat yang lebih rendah. Ilmu penulisan pun akan penuh kesuksesan jika kita mau tawadlu’ dengan mereka yang ahli di bidang tulisan. Ingatlah para penulis yang sukses adalah mereka yang penuh kerendah hatian terhadap orang yang telah mengajarinya.
Selamat Menulis, Selamat Berjuang. !!!
Salam...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H