Mohon tunggu...
Arif Khunaifi
Arif Khunaifi Mohon Tunggu... Administrasi - santri abadi

Manusia biasa dari bumi Indonesia .:. Ingin terus belajar agar bermanfaat bagi alam semesta... .:. IG & Twitter: @arifkhunaifi .:. Facebook: Arif Khunaifi .:.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yang Disuka dan Tidak Disuka dari Jamaah haji Indonesia

6 Februari 2012   01:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:01 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="" align="alignnone" width="604" caption="Jamaah haji Indonesia. dok. pribadi"][/caption] Saya punya teman asal Pakistan yang kuliah di Ummul Quro, Aziziah. Hebatnya, dia adalah  satu pemilik hotel di Makkah. Suatu saat mendekati saya (yang saat itu jadi mediator pihak hotel dan jamaah haji ) dan berkata dengan Bahasa Arab logat Urdu, artinya kurang lebih “Terus terang saya sangat suka orang Indonesia. Tapi tolong katakan kepada saudaramu. Ini adalah Makkah. Bukan Indonesia. Air di sini mahal karena berasal dari air laut yang disuling menjadi air tawar. Bukan seperti di Indonesia yang turun dari gunung dan mata air” Ya. Dari segi kesopanan, kerapian, kewangian dan kedermawanan tidak ada yang lebih disuka oleh umat Islam sedunia kecuali Indonesia. Tidak ada orang yang lewat di depan orang lain dengan cara membungkuk  kecuali orang Indonesia. Tidak ada yang melangkahi bahu orang lain sebagaimana yang dilakukan oleh bangsa lain. Tidak ada yang memegang kepala orang lain yang sedang duduk menunggu shalat berjamaah. Kalau boleh saya lukiskan sebagaimana di FB, orang Indonesia akan memperoleh jempol (like) terbanyak dari bangsa lain. Hanya satu yang tidak disuka, yaitu boros air. Memang saya tahu dengan mata kepala sendiri, beberapa saat setelah mengisi air dari mobil air kontainer ke hotel, tidak lama setelah itu air habis. Anda bayangkan, ketika begitu banyak jamaah haji yang begitu banyak mencuci pakaian di hotel. Padahal pihak hotel sudah menyediakan jasa loundry. ini sungguh tidak lazim bagi orang Arab. Loteng hotel penuh dengan pakaian, bahkan tidak sedikit yang tertukar dengan milik jamaah lain karena saking banyaknya baju ihram yang sama.Begitu juga pada saat berwudlu di sekitar masjidil Haram, kebanyakan orang Indonesia membuka penuh kran wudlu, sehingga banyak air yang terbuang. Banyak saya melihat kran yang telah dibuka lebar-lebar oleh orang Indonesia kemudian ditutup oleh saudara kita dari bangsa lain. m, lucu juga kalau melihat pemandangan seperti ini. Hal ini diperparah dengan mereka berlama-lama mandi karena tidak pernah mandi di bak mandi hotel dengan air panas atau dengan shower yang segerrr. Air (bukan zam-zam) di Arab Saudi harganya bagaikan bensin jika dibandingkan dengan di Indonesia. Maka Anda akan jarang melihat orang mencuci mobil di depan rumah mereka. Kalaupun ada, akan banyak kritikan yang diterima. Pencucian mobil juga hampir tidak terlihat di jalanan sepertihalnya di Indonesia. Akan tetapi bensin di sana cukup murah. Ini bagaikan Anda mencuci mobil dengan bensin di depan rumah, saat di Indonesia. Bagaimana kira-kira reaksi orang-orang yang lewat dan juga tetangga Anda?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun