Mohon tunggu...
Muhamad ArifJumansa
Muhamad ArifJumansa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Amatri writer

writer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Generasi Muda Indonesia Tanggap Bencana Hidrometeorologi

5 Desember 2021   19:36 Diperbarui: 5 Desember 2021   19:53 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Digital: theconversation.com

Keadaan alam dari waktu ke waktu telah mengalami perubahan yang cukup signifikan, baik yang dampaknya dirasakan secara langsung oleh manusia maupun yang hanya dapat diketahui oleh pengamatan sains. 

Perubahan ini berkaitan dengan perubahan terhadap iklim dan lingkungan yang tentunya bisa memicu kerentanan terhadap potensi bencana meningkat, khususnya di wilayah Indonesia yang merupakan wilayah beriklim tropis, yang sangat berpotensi untuk menjadi wilayah pertama yang merasakan dampak perubahan iklim di masa depan, ditambah lagi letak Indonesia yang rawan dengan fenomena di Samudera Pasifik Seperti La-Nina dan El-Nino yang dapat memicu cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi di Indonesia.

Bencana Hidrometeorologi adalah bencana yang disebabkan oleh fenomena meteorologi (cuaca) yang terjadi secara ekstrem, contoh bencana ini antara lain adalah Banjir, longsor, kekeringan, badai, dan lain-lain.

Sumber Digital: sulsel.suara.com               
            googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});
Sumber Digital: sulsel.suara.com googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});
Belakangan ini bencana hidrometeorologi meningkat di wilayah Indonesia, apalagi pada tahun 2020-2021 terjadi fenomena La-Nina ekstrem yang meningkatkan curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia, yang berpotensi menyebabkan fenomena Banjir dan Tanah longsor, meskipun La-Nina merupakan fenomena iklim yang lazim terjadi karena siklus bumi, namun dari masa ke masa kerentanan terhadap bencana akibat La-Nina meningkat akibat ulah manusia.

Dengan kenyataan yang telah dipaparkan terdapat fakta miris yang terjadi, menurut survei yang dilakukan oleh YouGov-Cambridge Globalism Project, dilansir dari New York  Post, pada senin (13/05/2019) Indonesia berada di peringkat Pertama dari 23 Negara dengan presentase 18% tingkat ketidakpercayaan terhadap perubahan iklim akibat ulah manusia. 

Fakta ini tentu saja memprihatinkan, yang seharusnya masyarakat Indonesia paham sebagai warga negara yang rawan terdampak bencana hidrometeorologi akibat perubahan iklim dan segera melakukan aksi nyata mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

Jika hal tersebut tetap dibiarkan di Indonesia dan tidak adanya perubahan kesadaran terhadap isu perubahan iklim, maka dapat dibayangkan bagaimana krisis iklim dan lingkungan yang akan menimpa Indonesia. 

Perubahan yang dapat terjadi di Indonesia tentulah harus dimulai oleh Generasi Muda sebagai calon pemimpin dan agen perubahan Indonesia di masa depan, sebagai generasi muda haruslah paham terhadap isu dan permasalahan modern seperti ini, dan tentu saja perlu dilakukan aksi nyata oleh generasi muda dalam menanggapi isu iklim ini. 

Pertanyaannya adalah "Apa yang harus dilakukan oleh generasi muda ?" , dan "Aksi nyata apa yang harus dilakukan oleh generasi muda ?" . 

Untuk menjawab hal tersebut tentulah harus dilihat penyebab dari perubahan iklim ini, yaitu kerusakan terhadap lingkungan akibat ulah manusia, dan hal tersebut terus terjadi karena menjadi habitus (kebiasaan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun