HARAPAN BUTUH PENGORBANAN DAN KEPUTUSAN
Â
 Waktu terus berjalan tanpa ku sadari, Saya lulusan SMA tahun 2011. Setelah saya lulus sekolah. Kemudian saya mendaftar sekolah tinggi ilmu kesehatan yang ada di kota Palu. Seiring berjalannya waktu  tepatnya setahun saya kuliah saya bertemu dengan tetangga kos yaitu disebelah kos saya. Kos- kosan tersebut di huni oleh beberapa orang. Namun penghuninya kuliah dikampus dan jurusan yang berbeda.Â
Setelah beberapa bulan saya tinggal di kos tersebut dan pada saat itu bertepatan dimana masa kontrak tempat tinggal saya akan habis masa kontranya. Tetapi saya bersukur bisa kenal seorang sahabat yang saya kenal sebelumnya di kos-kosan tersebut. Beliau bernama Fauzi beliau kuliah di kampus yang berada di emisaelan. Jurusan farmasi.
Kemudian saya mengajak untuk tinggal bersama untuk mencari tempat tinggal yang baru dan akhirnaya beliau pun mau menyewa kontrakan bersama saya.Â
Sebelumnya saya berkata pada beliau dan  menjelaskan kepadanya bahwa diriku belum memiliki uang untuk membayar kontrakan akhirnya beliau pun memutuskan mau mencari kontrakan dan mengatakan bisa menggunakan uangnya terlebih dahulu untuk membayar kontrakan di awal. Akhirnya kami mencari kontrakan di wilayah palupi yang ada di kota Palu dan kami tinggal serumah dan hidup bersama .Â
Selang berapa bulan berjalan dan akhirnya saya di beri uang oleh orang tua saya untk membayar kontrakan selama 1 tahun, Â akhirnya uang tersebut saya pakai untuk membayar kepada beliau yang telah memberi pinjaman uang untuk membayar kontrakan.Â
Waktu sudah berjalan 9 bulan berarti kurang 3 bulan lagi masa kontrak kami akan habis di situ saya  merasa binggung tepat bersamaan waktu kontrakan akan habis dan bertepatan itu juga saya harus KKN untuk menyelesaikan kuliah. Namun saya berfikir " ini akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit itu yang ada  dalam fikiran saya" saya gak harus cuma berharap saya harus bergerak. Â
Fikiran ku pun berjalan untuk mencari akal dimana saya harus mencari tambahan biaya kuliah untuk wisuda dan kkn  dan alhamdulilah saya di kirim oleh orang tua saya yaitu uang semestrer sebesar 3jt rupiah. Namun uang tersebut belum saya bayarkan untuk membayar perkuliahan saya. Karena saya berfikir, apa yang harus saya perbuat. Akhirnya saya pergi menemui sahabat saya yang bernama Irfan .
Beliau adalah orang yang dekat juga dengan saya dan kami pernah 1 sekolah di waktu SMP dan beliau pun kuliah di kamus dan  profesi  yang sama dengan saya saat itu.
Akhirnya saya mencari solusi dan bertemu Ifran,  saya menggali informasi bagaimana cara memulai usaha ayam pedaging, akhirnya beliau menceritakan semuanya dimana semasa kuliahnya beliau bekerja sama dengan perusahan ayam potong. Walau saya tahu itu bukan bidangnya. Dan akhirnya saya mengikuti jejek beliau, saya meminta saran dan solusi apa yang harus saya lakukan, saya pun berkata  saya ingn mengikuti jejak beliau. Kemudian sahabat ku memberikan solusi bagaimana cara memulainya  tidak lama kemudian saya di beri pinjaman sebuah surat berharga yaitu BPKB MOTOR itu sebagai modal saya untuk memulai usaha ayam pedaging.
Uang yang di berikan oleh orang tua saya senilai 3 juta tersebut akhirnya saya pergunakan buat tambahan modal dan di tambah lagi uang makan saya yang saya sisipkan setiap hari. Beberapa hari kemudian Saya mencari tempat penyewaan kandang ayam pedaging tepatnya di daerah Sunju yang ada di sekitar daerah Maraola di Palu.Â
Tempatnya lumayan jauh dari kota Palu. Setelah saya mencari akhirnya saya  mendapatkan kandang yang saya ingnkan.  Singkat cerita kemudian saya di arahkan oleh sahabat saya untuk mencari perusahaan yang bisa di ajak bekerja sama dengan saya. Irfan pun mengantar saya menuju kontor perusahan pembudidayaan ayam pedaging, akirnya kerja sama saya diterima, saya pun di ACC sebagai mitranya.
Saya memelihara ayam tersebut dan berharap mendapat keuntungan dari hasil kerja  sebagai mintra ayam pedaging. Tapi sayangnya saat itu harga ayam pedaging turun harga sangat drastis dan banyak ayam yang mati karena keterlambatan dari perusaahan untuk menjualnya. Namun di balik itu ada seorang lelaki asal Madura yang tinggal bersama saya, ku memanggilnya dengan sebutan pa de. Akhirnya pak de itu tinggal bersama saya di kandang ayam yang saya kelola. Seiringanya waktu di saat saya pergi kekampus pak de lah yang menjaga dan merawat ayam.
Hari terus berjalan dan  ayam setiap harinya mengalami pertumbuhan yang sangat luar biasa. Namun ada kabar buruk yang aku terima saat saya berada di kampus dimana saat waktu belajar. Pesan SMS berbunyi, saya menerima SMS dan mendapat kabar bahwa ayam mati sudah mencapai 100 ekor dalam sehari. "Kata pak de". Dan aku hanya bisa berdoa semoga semuanya baik-baik saja. Selesainya mata kuliah selanjutnyal saya pun pulang ternyata benar ayam telah banyak yang mati. Tak lama kemudian kami menghubungi pihak perusahan agar ayam tersebut cepat di pasarkan.
Dan akhirnya ayam pun di pasarkan dengan usia kurang lebih 3 bulan.Â
Walau itu semua tidak sesuai dengan harapan . Setelah selesai kontak alhamdulilah rejeki perpihak kepada saat, semua hasil penjualan ayam pun di hitung alhasil mendapatkan keuntungan yang lumayan buat saya. Dan akhirnya saya bisa membayar uang kuliah dan wisuda.
Pesan dari cerita ini. Kita tidak akan mengetahui apa hasilnya, jika kita tidak mencoba. Selalu berikir postif ,bertindak dan berdoa."resiko itu pasti ada". Layaknya dalam dunia  profesi.  Kadang kala kita harus lebih extra. Untuk Memenuhi kebutuhan  kita. Karana kita tau kenyataan dunia diera saat ini. Berbeda dengan jaman dahulu.
Berharap itu boleh. Tapi apa salahnya  kita menjemput peluang. Memang butuh modal untuk menjemput peluang tapi inggat hasil akan didapatkan oleh orang yang mencoba.
Pilihan ada pada teman-teman. Jangan hanya berharap tapi kita harus menjemput suatu perubahan jika ingin merubahnxa
by.arif Juliyanto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H