Mencintai bukan cuma soal hati. Mencintai juga soal akal.
Ibarat beli rumah, lo engga bisa cuma liat dalemnya rumah itu aja.
“Waaah bagus rumahnya, ruangannya, wcnya nyaman”.
Percuma kalau rumah dalemnya bagus, tapi samping kanan kirinya kuburan, jurang, pembuangan sampah. Apa lo akan nyaman setelah tau keadaan rumah sekitar? Nyaman? Pilihan.
Begitu juga cinta.
Engga bisa cuma liat tampilan, engga bisa cuma liat perjuangannya membuat lo nyaman. Percayalah, bisa jadi itu kamuflase.
Cinta pandangan pertama? Really? Nafsu pandangan pertama? Maybe.
Saat seseorang ingin sesuatu, lo harus inget kalo itu bisa jadi dua hal : Cuma Reaksi atau Setulus Hati.
Cara taunya? Kritis sama diri lo sendiri. Be skeptical. Tenang. Jangan manjain perasaan. Pertanyakan banyak hal. Hargai proses.
Bukan.
Bukan mencari sosok yang sempurna. Karena itu engga akan pernah lo dapetin. Sampe kapanpun.
Ada dua jenis kekurangan : kekurangan yang bisa diterima dengan hati lapang, ada yang memang dasarnya engga bisa diterima.
Masalah cocok atau “dicocok-cocokin”, itu beda.
Cocok ya karena lo emang nyaman dengan karakter, tempramental dan kepribadian dia. Lo bisa terima lapang dada. Itu.
Dicocok-cocokin, ini beda lagi.