Mohon tunggu...
Arifin Johan
Arifin Johan Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat Sosial

Seorang Pengajar dan Pengemis Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengukir Sejarah Ikhtiar Hidup

30 Agustus 2020   11:06 Diperbarui: 30 Agustus 2020   11:14 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sehat selalu kawan baikku semua di hari ini. Indah raga dalam elok interaksi kita, melangkah dengan ikhlas, jalan raya adalah sajadah panjangmu dalam terus mengingat keagungan-Nya. Kantor adalah ruang tasbihmu untuk selalu dekat dengan mahluknya ciptaan-Nya, dan untaian ucapmu adalah tahmidmu dalam kerendahan untuk terus memuji-Nya serta ikhlas atas profesi yang melekat dalam sepanjang karir hidupmu agar kelak engkau merasakan nikmat Tuhan meresap dalam indahnya sanubari selama ini.

Buah yang dimakan akan memberi manfaat bagi tubuhmu, walau mereka tumbuh dan berkembang sendiri dan terkadang hanya berharap kepada turunnya air hujan dari langit dan akhirnya berbuah, walaupun kadang engkau tak pernah menyirami, mereka tumbuh ikhlas memberi manfaat kepada kesehatanmu karena memahami arti ikhlas sesungguhnya. Merendah di hadapan Tuhannya untuk bermanfaat bagi yang orang, buah mengajari kita berbuat baik walau tiada hirau pernah tersirami oleh manusia karena mereka tahu kepatuhan lebih utama dari Tuhannya dan lebih baik dari segala pujian bibir penikmatnya.

Kesetiaan indramu membantu merasakan apa yang ada di sekelilingmu. Walau mereka tiada meminta mereka setia ada bersamamu, membantumu melihat keindahan dunia, kepekaan atas sesamammu, kepedulian dari hari ke hari, berfkir atas nuranimu, melangkah di atas tegak dan kokohnya sendimu, tersenyum dalam balutan indah pipi dan manisnya wajahmu, mereka setia lebih dari kau menyayangi orang lain, hargailah siapa dirimu karena banyak telah lelah indra menemani pemiliknya dan berhenti selamanya dalam pembaringan di dalam gelapnya malam.

Setiap kita belajar dari pohon, kuat dan kokok ketika akar menyebar kemana-mana dan menghujam ke perut bumi mengikat satu sama lainnya, menguatkan iman adalah kewajiban agar tidak mudah goyah oleh keadaan, walau kita memahami akar tidak akan dapat menobang batang dan ranting selamanya jika tidak kuat menghujam ke dalam, begitulah iman jika hanya sekedarnya mengenal Tuhanmu, maka begitu pula iman ada di dalam dadamu, janganlah pakaianmu yang membungkusmu terlihat indah namun kau sendiri memahami bahwa masih rapuhnya iman dalam interaksi dengan lawanmu.

Ingatlah kawanku. Tanah yang engkau injak setiap harinya tidak pernah protes atas perlakuanmu kepada mereka, terkadang kau hujam dengan batu, kau tusuk dengan pasak bumi hanya berharap kokohnya bangunanmu, engkau siram air bahkan sampai tergenang, tanah tidak pernah merasakan kejamnya dirimu, dan ia hanya berusaha mengeringkan diri dengan meresapkan air ke perut bumi. Terkadang engkau memberinya panas saat engkau membakar sampah, tanah lagi-lagi tidak pernah protes atas perlakuannmu, bahkan di saat akhir hidupmu, tanah menemanimu dengan memberikan ruangan di dalam perutnya, agar engkau bersemayam di dalam pembaringan akhirmu. Teruslah menebar kebaikan dan Tuhan akan selalu melihat keindahan lakumu.

Kawan apapun yang terlahir dari bibir orang lain, janganlah engkau khawatir atas segala ucapannya, berdirilah di atas kedua kakimu dan jangan hidup di lidah orang lain, jangan pernah merepotkan hidupmu dari lidah-lidah mereka, jika engkau benar bersama Tuhanmu, berlandaskan atas segala kebenaran ilmu pengetahuan yang engkau dapatkan dari gurumu, maka berdirilah tegak dan berjalanlah sesuai rencanamu dan biarlah suksesmu yang akan berbicara dalam membantah segala ucapan lidah-lidah mereka.

Walaupun jeleknya lidah mereka atas segala ikhtiarmu, karena syaitan telah memproklamirkan di awal kehidupan manusia disaat pertama kali ia membantah perintah Tuhannya untuk sujud kepada manusia pertama, Nabi Adam. AS, akan menjadi kawan sejati bagi mereka yang iri, dengki, angguh, dan segala sifat yang melekat. Pahamilah bahwa dunia teknologi tidak memungkinkan kita untuk memblock segala ucapan mereka, selama hubunganmu dengan Tuhanmu baik, yakinlah segala usahamu dalam hidup, sekali lagi saya memotivasimu dengan tidak hidup dari lidah-lidah mereka, don't worry be happy bro/ sist.

Tuhanmu teramat baik bagi kehidupanmu, jika engkau punya waktu luang, lihat dan bacalah kisah seorang milliader dari Australia, Sydney yang bernama Ai Banat yang hidupnya bergelimang kemewahan, berubah drastis dalam melihat sisi lain kehidupannya. Perusahaan miliknya terus berkembang serta hidup dalam kemewahan, layaknya sebuah mimpi bagi banyak anak muda, seperti pembaca budiman. Harapan tidak hanya mereka yang muda, tetapi hampir semua insan berharap akan kesuksesan dan kemewahan harta yang dimiliki Ali Banat, tetapi kesimpulan akhir hidup tiada manusiapun kadang berkeinginan atas kematian mendekapnya, tetapi Ali Banat memberikan hikmah kekuatan pada setiap insan untuk selalu berbuat baik atas segala harta yang dimilikinya. Berikut ini adalah link yang bisa kawan lihat tentang saudara kita Ali Banat:

 (https://www.youtube.com/watch?v=hnjci6Tjkco)

"Beginilah cara orang bertaqwa merdeka dari dunia yang hina"(Rifky)

"Semoga ALLAH SUBHANHU WATA'ALA. menempatkan mu di Syurga Firdaus saudaraku seiman Ali Banat"(Nova)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun