Sebagai seorang prajurit yang jiwa pejuangnya telah terbentuk sejak masa pendidikan, Prabowo merasakan panggilan untuk berkorban demi negaranya. Bahkan di usia tua, semangat ini tidak pernah memudar. Ia adalah seorang patriot yang telah merasakan pahit manisnya perjuangan, dan mungkin saat ini, impian terbesarnya adalah melihat Indonesia menjadi bangsa yang gagah di mata dunia, dengan kebahagiaan terpancar di wajah setiap rakyatnya.
Meskipun usianya sudah senja, Prabowo tetap berpikir tentang masa depan bangsanya. Namun, dengan keputusan partai lain yang telah mengusungnya sebagai calon presiden Indonesia. Menurut saya, tahun 2045 adalah masa keemasan bagi Indonesia, dan sudah seharusnya kita mulai memikirkan regenerasi pemimpin yang akan membawa negara ini ke arah yang lebih baik. Lebih dari sekadar berpikir tentang strategi untuk memenangkan pemilihan dan berkoalisi dengan partai lain setiap lima tahun sekali, kita juga harus memikirkan regenerasi pemimpin yang mempertahankan semangat yang sama.
Dengan memastikan kelangsungan generasi penerus, kita dapat menghindari kekosongan kepemimpinan yang dapat mengguncangkan negara dan menghambat kemajuan bangsa. Oleh karena itu, langkah yang diambil oleh Partai Demokrat terhadap Prabowo sebagai calon presiden seharusnya menjadi peluang bagi generasi muda untuk ikut berperan dalam kepemimpinan.
Partai Demokrat, yang dipimpin oleh seorang pemimpin muda, telah mengambil langkah yang matang setelah memutuskan keluar dari koalisi perubahan. Mereka akan memutuskan berkoalisi dengan siapa yang lebih siap untuk memimpin. Prabowo saat ini telah mendapatkan dukungan dari beberapa partai, dan inilah saat yang tepat bagi Prabowo untuk mempertimbangkan dengan cermat siapa yang akan menjadi calon wakil presidennya.
Regenerasi adalah kunci bagi masa depan politik Indonesia. Sejak pemilihan umum pertama hingga saat ini, kita belum melihat upaya serius dalam hal regenerasi kepemimpinan. Namun, sekarang muncul dua kandidat baru yang berpotensi, yakni Anis Baswedan dan Ganjar Pranowo. Prabowo, dengan pengalamannya, tentu akan berada di posisi yang lebih unggul. Pemilihan umum bukanlah akhir dari politik; setelah pemilihan, akan ada pemilihan berikutnya. Oleh karena itu, Agus Harimurti Yudhoyono adalah calon potensial yang kuat untuk memimpin regenerasi di masa depan.
Dengan menjaga kesatuan koalisi hingga periode berikutnya, kita dapat membangun koalisi yang kuat. Dunia telah berubah, dan pemilih milenial hari ini memiliki peran penting dalam menentukan pemimpin mereka. Akhirnya, Agus Harimurti Yudhoyono adalah kandidat yang tepat untuk menjadi calon wakil presiden dalam koalisi ini, dan AHY akan menjadi bagian dari regenerasi yang berhasil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H