Surakarta, 28 September 2020 -- Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menciptakan alat Kunci Pintu Pintar Berbasis Mikrokontroller dengan Kombinasi Password, Fingerprint, dan Face Recognition. Alat yang dirancang oleh tiga mahasiswa yaitu Hanifah Yulia dan Hisbullah Ahmad Fatoni dari Program Studi (Prodi) Teknik Elektro 2017 dan Arifin Septiyanto dari Prodi Pendidikan IPA angkatan 2017 ini memanfaatkan Teknologi biometrik sebagai teknologi utamanya.
Di bawah bimbingan Sutrisno, S.T, Â M.Sc, P.hd selaku dosen di Fakultas Teknik (FT) UNS, inovasi ini berhasil lolos untuk mendapat pendanaan yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia (RI) senilai Rp 5 juta melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2020.
Dalam wawancara bersama secara daring, Hanifah Yulia  sebagai perwakilan tim menyampaikan bahwa alat ini dibuat dengan tujuan untuk mencegah pencurian terutama pencurian rumah dan barang berharga.
Selain itu, Alvin dan tim melihat jika penggunaan teknologi saat ini masih memiliki beberapa kelemahan seperti mudah diretas karena kurangnya sistem keamanan. Alasan tersebut membuat Hanifah dan tim akhirnya membuat Kunci Pintu Pintar sebagai alat preventif dalam rangka menanggulangi masalah pencurian di Indonesia.
"Alat ini memiliki keunggulan dari sisi keamanan yang lebih ketat, yaitu dengan kombinasi password, face recognition, dan finger print yang saling berhubungan. apabila salah satu aspek tidak terpanuhi maka pintu tidak akan terbuka" ujar ketua tim PKM KC
"Alat ini dinilai sebagai produk yang inovatif karena dapat menciptakan sesuatu yang belum pernah ada yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta berpotensi mengubah lifestyle sistem keamanan yang termoderenisasi. Harapan kedepannya semoga alat ini dapat diperbanyak dan dimanfaatkan masyarakat secara luas dari semua kalangan." Lanjutnya
Selanjutnya Alvin menuturkan jika saat ini ia bersama tim tengah menyiapkan diri untukevaluasi dan penyusunan laporan akhir pada akhir oktober. Agenda pada Oktober nanti menjadi momen penentu bagi tim yang telah mendapat pendanaan untuk diseleksi oleh panitia. Tim yang lolos seleksi akan memperoleh tiket untuk melangkah ke babak selanjutnya yaitu ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2020.
"Harapannya kami bisa lolos masuk ke Pimnas dan nantinya alat yang kami buat ini benar -- benar dapat direalisasikan sehingga bisa menimbulkan dampak positif bagi masyarakat khususnya dalam hal perlindungan hutan terhadap pembalakan liar," imbuh Hanifah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H