Jika Menurut "Milan Kundera" Perjuangan melawan Kekuasaan adalah perjuangan Ingatan Melawan Lupa. Â Maka menurut "Bung Karno" Bangsa yang besar, adalah bangsa yang menghargai jas para pahlawan".
__________
Disaat saya diundang oleh pengurus komisariat IIQ An-Nur & pengurus komisariat Abdul Azis PMII Cabang Bantul untuk mengisi materi. Saya merasa takjub, Karena 80 persennya adalah kaum santri yg kini belajar di pondok pesantren "Annur Ngrukem" sewon yang kini telah berproses dalam masa penerimaan Anggota Baru (Mapaba) PMII Cabang Bantul D.I.Y untuk mengisi materi yang bertajuk " Sejarah Perjuangan Bangsa.
Nah, Â kalau berbicara soal kiprah para santri, tentunya hal itu tak terlepas dari tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu, kiranya pemuda hari ini, sudah semestinya malu kepada para pemuda dahulu. Yang walaupun disaat mereka hidup ditengah-tengah kesempitan dan perjuangan antara hidup dan mati sekalipun. Namun mereka telah mewakafkan dirinya untuk kemerdekaan bangsa ini.
 Dan sebagai generasi hari ini, kita sudah semestinya berterima kasih. Karena dari jasa mereka itulah sehingga bangsa ini dimerdekakan. Tatkalah ego sentrisme, primordialisme dll, semuanya itu telah mereka tanggalkan dalam satu prinsip ke_(aku)-an menuju ke-(kita)-an. Dan ke_(kita)-an untuk berdayung seirama bersama dalam spirit perjuangan, pergerakan dan Perlawanan.
Sebagai bagian dari tonggak sejarah perjuangan bangsa indonesia. Pemuda-pemudi hari ini dituntut dalam Mendayahgunakan segala pikiran, tenaga dan upaya untuk merekonstruksi kembali spirit pergerakan kaum mudah, agar masa depan bangsa yg telah dimerdekakan ini dapat menjadi bangsa yang besar.
Tahun (1945) disaat itu usia bangsa ini masih belia (baru) merdeka, sekitar 3 bulan. Tentara Inggris tiba (mendarat) dikota Surabaya setelah Jepang Kalah Pada Perang Dunia II.
Disaat yang sama, tujuan (inggris) datang ke Surabaya adalah dengan maksud untuk melakukan pembebasan para tawanan. Namun dikalah itu, Inggris justru malah melakukan agresi militer untuk kembali menjajah dan menaklukan kota Surabaya sehingga peristiwa "perang" (santri melawan sekutu) 22 Oktober pun dimulai.Â
Mewarisi Resolusi Jihad OktoberÂ
22 Oktober 1945- hari dimana para santri berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia, dengan pekikan takbir dan semboyan "merdeka atau mati" Ini juga menjadi alasan pasukan India yang muslim  yang tergabung dalam barisan sekutu (inggris) langsung mengundurkan diri dari peperangan. Agus Sunyoto menulis sekitar 3000 Tentara India yang tidak mau lagi ikut berperang dikarenakan yang mereka perangi bukanlah musuh, melainkan adalah saudara sesama muslim, yakni kalangan santri dan ulama.