Pemilihan presiden Amerika Serikat kian dekat. Tinggal menghitung hari, warga Amerika memilih pemimpin baru mereka untuk 4 tahun ke depan. Pemilu 2024 ini awalnya adalah rematch pemilu 2020, tetapi pada bulan juli kemarin presiden Joe Biden memilih untuk mundur dari kontestasi dan mendukung wakil presiden Kamala Harris.Â
Dapatkah Kamala Harris mengalahkan Donald Trump dan menjadi presiden wanita pertama Amerika Serikat?
Berdasarkan Survei elektabilitas terbaru dari FiveThirtyEight's, Kamala Harris sedikit lebih unggul dalam skala nasional, yaitu sebesar 1,5 persen lebih tinggi daripada Donald Trump.Â
Peluang kemenangan Kamala Harris dalam pemilu Amerika Serikat 2024 mengalami lonjakan signifikan, menjadikannya kandidat yang kembali diperhitungkan. Berdasarkan model statistik terbaru, Harris kini memiliki probabilitas kemenangan yang meningkat 6% dalam seminggu terakhir, menjadikan persaingan di antara kandidat semakin ketat.
Beberapa faktor memengaruhi perubahan ini. Pertama, publikasi jajak pendapat terbaru di negara-negara bagian krusial seperti Michigan, Pennsylvania, North Carolina, dan Wisconsin memberikan gambaran lebih mendetail. Meskipun polling menunjukkan persaingan ketat, kecilnya pergerakan suara di negara-negara ayunan ini mampu mengubah keseluruhan peluang secara signifikan, mengingat betapa dekatnya posisi kedua kandidat.
Namun, polling tetap memiliki potensi error. Sejarah pemilu AS menunjukkan, polling bisa saja tidak akurat, sehingga lonjakan suara di hari pemilu masih bisa memberikan kemenangan bagi salah satu kandidat. Tanda-tanda persaingan ketat ini jelas membuat Pilpres AS kali ini sangat sulit diprediksi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H