Meningkatkan literasi sosial bagi guru Sekolah Dasar di Kabupaten Pangandaran merupakan langkah penting di era digital saat ini. Peranan guru dalam membelajarkan di lingkungan sekolah serta berinteraksi baik di masyarakat sangat vital. Problematika tentang konflik sosial pun menjadi topik utama bagi guru sekolah dasar.Â
Dimana akhir-akhir ini peristiwa sosial makin marak dan menjadi konsumsi bagi masyarakat umum. Sungguh miris peristiwa sosial tersebut bila tidak dilengkapi dengan pengetahuan sosial. Hadirnya guru diharapkan menjadi fasilitator bagi terciptanya lingkungan sosial yang kondusif dengan pendidikan dan pembelajaran.Â
Berdasarkan hal di atas, maka kami selaku tim Dosen KBK IPS PGSD UPI Kampus Cibiru melaksanakan pengabdian pada masyarakat berbasis kepakaran bidang ilmu. Dengan harapan, bahwa kegiatan P2M ini akan memberikan alternatif bagi guru di sekolah dasar utamanya di Kabupaten Pangandaran.Â
Melalui Pengabdian Pada Masyarakat Prodi PGSD UPI Kampus Cibiru, Â tim Dosen KBK IPS yang terdiri dari Dra. Hj. Tin Rustini, M.Pd, Dra. Hj. Tuti Istianti, M.Pd, Yona Wahyuningsih, M.Pd dan Muh. Husen Arifin, M.Pd menyelenggarakan P2M pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 30 s/d 31 Juli 2022, berlokasi di Aula Korwil Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran.
Mengundang 15 Guru di Sekolah Dasar yang terdiri dari SD Negeri 3 Sidomulyo, SD Negeri 2 Pangandaran, SD Negeri 1 Pangandaran, SD Negeri 1 Purbahayu, SD Negeri 1 Babakan, SD Negeri 2 Sidomulyo, SD Negeri 1 Sidomulyo, SD Negeri 2 Babakan, SD Negeri 3 Wonoharjo, SD Meraih Bintang, SDN 3 Sukahurip, SD Negeri 3 Purbahayu, SD Negeri 5 Pangandaran, SD Negeri 6 Pangandaran, SD Negeri 3 Pangandaran.Â
Kegiatan P2M berjalan lancar sesuai jadwal yang termaktub pada susunan kegiatan. Adapun materi kegiatan pertama dibuka oleh Yona Wahyuningsih, M.Pd dengan tema Literasi Sosial dan Resolusi Konflik. Materi berkaitan dengan peranan guru di sekolah dasar untuk menjadikan konten IPS di SD sebagai konten penting dalam menyelaraskan pada peristiwa sosial yang ada di lingkungan sekolah.Â
Guru pun harus melaksanakan metode pembelajaran yang spesifik dengan pendidikan resolusi konflik.Â
Materi kegiatan kedua oleh Muh. Husen Arifin, M.Pd dengan tema Creative Writing dalam Literasi Sosial dan Pemilihan untuk Penggunaan Web-Platform. Creative writing masih menjadi sesuatu yang baru bagi guru-guru, dikarenakan creative writing belum banyak diaplikasikan oleh para guru.Â
Pilihan menulis kreatif sebagai upaya untuk menghadirkan semangat dan motivasi menulis bagi guru di sekolah dasar dengan bertema sosial dengan disebut sosiowriting.Â
Dengan mengetahui menulis kreatif, guru-guru di sekolah dasar tidak lagi canggung atau gagap menulis peristiwa sosial di lingkungan sekolahnya, serta langkah-langkah penanganannya yang kreatif dan memberi inspirasi bagi guru lain.Â