Mohon tunggu...
Muh Husen Arifin
Muh Husen Arifin Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Pendidikan Indonesia

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Optimisme Masyarakat Pesisir di Tahun Baru Islam 1444 Hijriah

30 Juli 2022   05:02 Diperbarui: 30 Juli 2022   05:03 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemulihan di berbagai sektor pasca pandemi di seluruh Indonesia benar-benar membutuhkan daya juang dari masyarakat secara personal. Aktivitas masyarakat kita berangsur-angsur membaik. Walaupun protokol kesehatan tetap penting dilakukan. Termasuk memaknai tahun baru Islam 1444 Hijriah yang jatuh pada hari Sabtu.  

Masyarakat pesisir di Kabupaten Pangandaran menandainya dengan kirab obor. Masyarakat berbondong-bondong membawa obor dengan fasilitas yang ada, obor dibawa dengan mengelilingi jalan yang sudah diatur sedemikian. Sehingga lalu lintas tetap tertib.

Makna dari membawa obor pada peringatan tahun baru Islam ini di antaranya, masyarakat pesisir mulai yakin bahwa persatuan masyarakat menyongsong tahun baru ini sejalan dengan tumbuhnya optimisme yang tinggi. Tahun baru Islam sudah lebih dari dua tahun belum pernah dirayakan, maka dari itu, tahun ini pula yang menandainya dengan membawa obor.

Pelibatan anak-anak dalam pawai obor dapat disoroti dengan kritis. Kalaupun anak-anak terbilang sangat senang bersama-sama membawa obor namun keselamatan anak-anak tetap perlu diwaspadai.

Semestinya pendampingan kepada anak-anak tetap wajib diperhatikan oleh orang tua. Sebab obor yang dibawa belum tentu aman dan terjaga. Dengan cara penjagaan yang terkontrol pada saat membawa obor, maka tercipta keamanan dan keselamatan.

Berbeda halnya ketika pawai obor, anak-anak tidak menjaga diri, maka naas pun bisa terjadi. Maka dari itu, anak-anak tetap wajib dalam koridor pengawasan orang tua. 

Uniknya, malam tahun baru disambut bukan saja oleh anak-anak, namun masyarakat pesisir sangat senang atas kegiatan pawai obor dalam rangka menyambut tahun baru Islam.

Mengapa harus optimis? Masyarakat pesisir sangat mengapresiasi atas pawai obor di tahun baru Islam, maka optimisme dapat dimaknai bahwa prosesi hijrah untuk mendapatkan kemenangan hakiki secara lahiriah dan batiniah.

Optimis dalam pekerjaan melaut misalnya, dengan harapan hasil tangkapan di laut mendapatkan hasil yang optimal. Kemudian, keterbukaan atau transparansi pada setiap pekerjaan sangat diharapkan. Semua hal pada prinsipnya masyarakat menginginkan ketentraman, sebagai implementasi dari masyarakat yang merdeka. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun